Resensi Buku MIcro Teaching
Makalah
Resensi ke 4
Resensi buku MICRO TEACHING
Karya Drs, Zainal Asril,
M.Pd
Di susun oleh : Saidani /
PBA-B/ 2022110069
Judul Buku :
MICRO
TEACHING
Penulis : Drs, Zainal Asril, M.Pd
Penerbit : PT RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA
Cetakan : 2010
Jumlah halaman : 182
Ukuran : 13,5 x 20,5cm
Penerbit : PT RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA
Cetakan : 2010
Jumlah halaman : 182
Ukuran : 13,5 x 20,5cm
Pedagogi yang ditarik
dari kata "paid" artinya anak dan "agogos" artinya
membimbing atau memimpin. Maka dengan demikian secara harafiah
"pedagogi" berarti seni atau pengetahuan membimbing atau memimpin atau
mengajar anak. Pedagogi berasal dari kata Yunani "dibayar," yang
berarti anak plus "agogos," yang berarti memimpin. Oleh karena itu,
pedagogi telah didefinisikan sebagai seni atau pengetahuan membimbing,memimpin atau mengajar
anak.
DAFTAR
ISI
Bab
1
PEMBELAJARAN DAN AKTIVITAS
PEMBELAJARAN
Belajar adalah kehgiatan
fisik atau badaniyah. Untuk hasil yang
di capai adalah berupa perubahan-perubahan dalam fisik. Pendapat lain
mengatakan bahwa belajar adalah kegiatan ryhaniah atau psychis. Sasaran yang di capai adalah di sisni adalah perobahan-probahan jiwa.
Sementara pendapat secara tradisional
adalah atau kebanyakan orang adalah mengumpulkan sejumlah ilmu.
Ahli pendidikan modern
merumuskan bahwa belajar adalah suatu bentk
pertumbuahan atau perobahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara-cara bertongkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Ernest R. Hilgard dalam bukunya Theoris of
Learning memberikan batasan pengertrian belajar, ia menytakan bahwa Learnig is a proses by an activity originates
or changed thruogh training procedures
(whether is by laboratory or in the natural environment ) as distinguished from
changes by factor not atribut able to training.
Dari pengertian bermacam-macam definisi oleh para ahli, dapat disimpulkan
bahwa inti pembelajaranitu adalah sebagai proses perubhan tingkah laku pada
diri individu dan individu dengan lingkungan.
A. Pendahuluan
adanya
suatu anggapan yang mengatakan bahwa orang yang akanmengajar cukup hanya
menguasai bahan atau yang akan di ajarkan, berarti sudah cukup dapat mengajar
dengan baik, anggapan itu kurang tepat, karena proses mengajar bukan hanya sebgai transfer ilmju saja (proses informative), tapi juga mengandung unsur-unsur edukatif
(mendidik). Seorang pendidik dalam proses pembelajaran harus mampu mentranfer
ilmu pengetahuan, punya keahlian dan memililki nilai-nilai (transfer of
knowledge, skill and value).
Idealnya,
dalam proses transformative edukatif perlu ada komunikasi antara pendidik
dengan peserta didik yang mengandung unsur-unsur peadagogis(ilmu, seni mengasuh/mendidik/mengajar anak), didaktis(bersifat mendidik ) dan
psikologis(masalah-masalah kejiwaan). Untuk mewujudkan hak tersebut paling tidak harus memiliki lima komponen
dasar praktik pembelajaran / mengajar .
antara lain :
1.
Tujuan
mengajar ; artinya apa standar ketuntasan belajar minimkal yang harus di capai
peserta didik ?
2.
Bahan
(isi) pembelajaran , artinnya perlu di
pahami tentang materi yang akan di berikanagar proses transformative edukasi
tersebut dapat di capai .
3.
Metode
dan teknik artinya bagaiman cara menyampaikan materi agar
bisa sampai tujuan.
4.
Perlengkapan
dan fasilitas, artinya untuk membantu tercapainya tujuan tujuan pembelajaran tadi alat atau fasilitas apa
yang dapat di pergunakan sehingga mendukung tercapainya tujuan interkasi edukatif.
5.
Evaluluasi
(penilaian) artinya untuk mengukur tercapai tdaknya tujuan interktif idukatif tersebut di perlukan proses penilaian.
Kelima komponen tersebut merupakan prasyarat mutlak untuk
mencapai interaksi edukatif dalam proses pendidikan pembelajaran melalui komunikasi antara pengajar dan yang
belajar . versi lain dikatakan bahwa
proses pembelajaran lebih banyak ditentukan tiga komponen saja yaitu tujuan ,
metode, dan alat pembelajaran.
1.
Tujuan
Mengajar
Langkah pertama yang harus
ditentukan oleh pengajar adalah menetapkan dahulu tujuan yang akan dicapai dari
mata pelajaran itu. Dengan merumuskan tujuan jelas dari suatu bahan pengajaran,
akan mudah mengarahkan kegiatan belajar anak didik dan memilih metode yang akan
di pergunakannya .
Adapun tujuan mengajar adalah :
perumusan kemampuan dan tingkah laku yang di harapkan dimiliki oleh peserta didik setelah pelajaran selesai,
oleh karena itu perumusan tersebut harus dirumuskan secara operational yaitu measureable
dan testable.
Bila tujuan telah di tetapkan sesuai dengan bahanya minimal sudah dimiliki pengajar sebelum
mengajar, arah kemanakah peserta didik akan dibawa, maka tinggallah calon
guru mempersiapakan komponen lainya yang
ahtkan menunjang tercapainya tercapainya tujuan tersebut .perlku mendapat
perhatian bahwa tujuan yang akan di capai tidak semata-mata aspek pengetahuan
dan pemahaman saja, tapi juga meliputi aspek-aspek lain
seperti sikap, mental, minat, perhatian, kecakapan dan ketrampilan dll.
sebgai contoh tujuan
mengajar dari berhitung bilangan adalah
yakni: peserta di harapkan memiliki kemampuan memahami masalah bilangan
, mengetahui bagaimana menggunakan bilangan tersebut, atau menghayatinya dan
memiliki pengetahuan dan sikap positip
terhadap masalah yang menyangkut
bilangan. Atas dasar contoh seperti diatas
terdapat kriteria dalam merumuskan tujuan mengajar antara lain, yakni :
a.
Berpusat
pada perubahan tingkah laku dankemampuan peserta didik , bukan pengajar dengan
susunan kalimat yang didahului oleh kata-kata agar peserta didik menjelaskan, membedakan, dan sebagainya .
b.
Dirumuskan
secara operational dengan kata-kata yang jelas dan dapat diukur, misalnya memahami, menyebutkan, menuliskan,
membangdingkan, dan sebagainya.
c.
Harus
dalam bentuk belajar yang diharapkan
dimiliki peserta didik setelah menempuh kegiatan belajar.
2.
Tujuan
atau Teknik Mengajar
Dalam proses interaksi
edukatif kedudukan metode mengajar sangat penting, karena pengertian metode
tidaklah hanya sekedar cara akan tetapi
merupakan teknik di dalam proses penyampaian materi pengajaran oleh
sebab itu metode mengajar meliputi kemampuan mengorganisasikan kegiatan dan
teknik mengajar sampai kepada evaluasinya.
Didalam istilah metode mengajar,
terkandung dua pengertian yang bial
disatukan akan menjadi suatu pengertian yang menunjang pencapaian tujuan-tujuan
pengajaran, bila dirinci antara metode dan mengajar, terdapat suatu hubungan
yang kuat yang tidak dapat dipisahkan.
Metode berarti cara-cara atau
teknik-teknik tertentu yang dianggap baik(efisien dan efektif), sedangkan
mengajar bearti merangkaikan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau pengajar
untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan kepada peserta didik (transfer of
knowledge)
Banyak pendekatan, strategi, model,
metode, teknik dan taktik yang dapat digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran. Ragam metode dan model mengajar dapat memberi keleluasan kepada
guru untuk menggunakan variasi
metode-metode mengajar.
Metode mengajar berfungsi untuk
sebagai alat yang tetap untuk menambah partisipasipeserta didik dan menanamkan
kepemimpinan dengan usaha menciptakan situasi mengajar dan belajar yang tepat
dan berguna.
Di dalam memilih dan menggunakan
metode mengajar yang merupakan yang merupakan salah satu factor penting dalam proses interaksi edukatif, maka
penggunaanya harus harus memperhatikan beberapa ketentuan sehingga benar-benar
fungsional antara lain meliputi:
a.
Bahan
pelajaran yang akan diajarkan
b.
Tujuan
yang hendak dicapai
c.
Gunakan
metode yang paling dianggap tepat dan gunaka alat bantu yang sesuai
d.
Hubungan
antara metode dengan fasilitas, waktu, dan tempat
3.
Alat-alat
Pelajaran
Khususnya alat peraga di harapkan calon guru menunjukan
kreatifitasnya adalah : sediakan alat-alat peraga yang sesuai dengan bahan yang
disampaikan. Sebab dengan alat-alat peraga sebgai media dan teknologi tidak
dapat dipisahkan dari penggunaan metode yang banyak manfaatnya dalam proses
interaksi edukatif terutama dalam hal yang sulit di laksanakan sebab terlau luas atau terlalu kecil , bahaya, sangat
kompleksnya, sudah lampau atau belum terjadi.
Manfaatnya lai dapat di
lihat pada unsur-unsur psikologis sebab dengan media/alat peraga yang baik akan
menambah realisme sehingga orang menerima lebih menaruh perhatian atau lebih
berrgetar emosinya terhadap suatu yang di sampaikan.
Dalam menulis persiapan tertulis calon guru mencantumkan alat-alat
pelajaran ( perseorangan, atau klasikal seperti kapur, penghapus, papan tulis, dan
sebagainya tapi tidak perlu ditulis karena sudah mafhun di ketahui.
Di samping alat peraga, calon guru benar-benar menunjukan
kreatifitasnya sesuai dengan jurusan masing-masing, para calon guru harus
mengetahui dan memahami korelasi daripada
materi yang disampaikan itu ke dalam kenyataan hidup sehari-hari
disamping harus menguasai bahan serta kelengkapannya. Pada prinsipnya tiga
komponen itu juga belum lengkap sebgai guru yang professional sebaiknya mempelajari /memahami metode mengajar, model mengajar, ketrampilan
mengajar, strtegi mengajar, yang sesuai dengan perkembangan teknologi.
B. Etika Guru dalam Proses Pembelajaran
Dimaklumi dan dimengerti
bahwa masih banyak ada beberapa diantara para calon guru memiliki perasan takut
atau ragu-ragu dalam menghadapi tugas praktik mengajar. Tetapi yakinlah bahwa
perasaan takut tersebut akan hilang dengan sendirinya apabila calon guru sudah
mulai terjun dan mengikuti latiahan mengajar beberapa kali di kelas ataupun di sekolah tempat calon guru berlatih bahkan akan merasa
senang dan menjadi gembira.
Seyogyanya bagi calon
guruyang baik dapat mencapai ide yang mulia, yentunya dengan membuat persiapan
mengajar yang baik, dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan siap mental dan bahan
yang akan diajarkan semuanya akan banyak membantu dalam mensukseskan pengajaran
yang kan dilaksanakanya
Guru yang baik itu cara
pandangnya tidak hanya terfokus pada suatu yang menarik perhatian saja namun
harus seluruh kelas, tidak parsial, bersikap tenang tidak gugup, tidak kaku,
ambil posisi yang baik sehingga dapat dilihat dan didengar enak oleh peserta
didik, senyuman dapat mengusahakan dan menciptakan situasi belajar yang sehat,
suara yang terang dan adakan variasi sehingga suara yang simpatik akan selalu
menarik perhatian anak-anak.Bangkitkan kreativitas peserta didik selama
proses kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Usahakan untuk menguasai bahasa pengantar yang baik
dan betul, tulisanyang rapi, tujuan pebelajaranharus tercapai.
Jika calaon gur mengalami
kesulitan dalamlatiahn, maka sebaiknay para clon guru minta petunjuk-petunjuk,
nasihat ataupertolongan kepada
pembimbing yang bersangkutan.
C. Pengetahuan dan Penguasaan Teknik
Dasar Guru Profesional
Sudjiarto(1982) mengemukakan tujuh belas pengetahuan dan kemampuan teknik dasar guru professional
antara lain:
1.
Pengetahuan
tentyang disiplin ilmu pengetahuan
sebagai sumber bahan studi
2.
Penguasaan
bidang studi sebagai obyek belajar
3.
Pengetahuan
tentang karakteristik perkembangan
peserta didik
4.
Pengetahua
tentang berbagai model teori belajar (
umumdan khusus)
5.
Pengetahuan
dan penguasaan berbagai proses belajar umum atau khusus
6.
Pengetahuan
tentang karakteristik dan kodisi social, ekonomi, politik, budaya, sebagai
latar belakang dan kontek berlangsungnya proses pembelajaran .
7.
Pengetahuan
tentang proses sosialisasi dan kulturisasi
8.
Pengetahuan
tentang pancasial sebgai pandangan hidup
bangsa
9.
Pengetahauan
dan penguasaan berbagai media sumber belajar
10.
Pengetahauan tentng berbagai jenis informasi kependidikan
dan manfaatnya
11.
Pengetahauan
tentang mengamati proses pembelajaran
12.
Penguasaan
tentang menyusun instrument penilaian proses perkembangan belajar
13.
Penguasaan
berbagaimetode model pembelajaran
14.
Penguasaan
teknik merencanakan dan pengembangan program pembelajaran
15.
Pengetahuan
tentang dinamika hubungan interaksi antar manusia dalam pembelajaran
16.
Pengetahuan
tentang system pendidikan sebagai bagian terpadu dari berbagai system
pembelajaran
17.
Penguasaan
teknik memperoleh informasi yang di perlukan untuk kepentingan proses
pembelajaran
D. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
Uzair Usman yang mengutip dari Adam & Decey dalam Basic
Principles of Stdent Teaching
mengemukakan, bahwa peran dan tugas guru adalah mengajar, memimpin
kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipasi, ekspeditor, perencanan,
supervisor, motivastor, dan konselor.
Seiring dengan peran dan
tugas di atas Mulyasa(2005) juga menambahkan
bahwa guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan dengan
memosisikan diri sebgai berikut :
1.
Orang
tua yng memilii kasih sayang pada peserta didiknya
2.
Teman,
tempat mengadu mencurahkan perasaan hatinya peserta didik
3.
Fasilitator
yang selalu siap memberikan kemudahan , melayani peserta didik , sesuai dengan
miant dan kemampuan peserta didik
4.
Memberikan
sumbangan pemikiiiran kepada orang tua untuk memahami permasalahan yang
dihadapi anak untuk mencarikan solusi
5.
Memupuk
rasa percaya diri, berani, dan bertanggung jawab
6.
Membiasakan
perserta didik bersilatuhrohmi dengan orang
lain secara wajar
7.
Mengembangkan proses sosialisasi secara wajar antar peserta
didik dengan lingkungan
8.
Engembangkan
kreatifitas
9.
Menjadi
pembantu jika diperluakan
Menurut Pulias Young (1988), Manan (1990), Yelon and Weintein
(1977) dan di kutip oleh Mulyasa (2005)
dalam mengemukakan peran guru antara lain :
1.
Guru
sebagai pendidik, artinya panutan,
idolanya bagi peserta didik, memiliki standar kualifikasi -kualitas pribadi
yang bertanggung jawab , beribawa, mandiri, dan disiplin.
2.
Guru
sebgai pengajar, artinya membantu pserta didik yang sedang berkembang
untuk mempelajar i suatu yang belum
diketahuinya. Dalam kondisi ini guru di tuntut
untuk lebih terampil dalam membuat ilustrasi, mendefinisikan,
menganalisa, mensintesa, bertanya, merespon, mendengarkan, menciptkan
kepercayaan, memberikan pandangan bervariasi, menyesuaiakan metode
pembelajaran.
3.
Guru
sebgai pembimbing, artinya membantu mengarahkan proses pembelajaran yang berupa
perkembangan perjalanan fisik dan mental
spiritual peserta didik.
4.
Guru
sebagai pelatih, artinya memberikan pengualangan ketrampilan pembelajaran
sesuai dengan kompetensi yang telah di
tetapakan dalam standar kompetensi dasar, indikator pencapaian, standar
kompetensi minimal yang harus di capai.
5.
Guru
sebagai pembaharu(inovator) artinya, pengalaman masa lalu yang tealh dialami
oleh guru akanmembawa makna yang
sangat berarti bagi peserta didik
6.
Guru
sebgai penasihat artinya , memberikan
lauyanan konseling kepada peserta didik supaya mereka dapat memahami dirinya
sendiri.
7.
Guru
sebagai Model Teladan, artinanya guru
adalah menjadi teladan bagi bagi peserta didik apa-apa yang di kerjakan guru akan di tiru
oleh murid , seyogyanya seorang guru harus memperhatiakan sikap-sijkap
yang terbaik di depan murid maka
perhatiak sikap dasar bagi seorang guru
di depan kelas : gaya bicara, kebiasaan kerja, berpakian, hubungan kemanusiaan,
proses berfikir, perilaku neuritis , cara mengambil keputusan, gaya hidup
secara umum.
8.
Guru
sebagai Pribadi , maksudnya memeiliki krpribadian yang tercermin dalam tingkah
laku sehari-hari
9.
Guru
sebagai Peneliti, artinya mengembangkan kreativitas ilmiah perlu penelitaian, sehingga kelemahan dan
keunggulan yang terjadi dalam diri dapat di amati dengan
10.
Guru
sebgai Pendorong Kreativitas, dalam arti
baikkecenderungan menciptakan, membangkitkan kesadaran
11.
Peran gur sebagai sebgai pekerja rutin, melakukan sesuatu
secara rutin continew , seperti pat waktu, membuat cacatan dan sebagainya.
12.
Guru sebgai pemindah kemah, maksudnya membantu
peserta didik meninggalakan kebiasaan
lama, menuju sesuatu yang lebih cocok dan baru dengan kondisi terkini.
13.
Guru sebagai pembawa cerita , artinya cerita
di gunakan sebagai alat pengukur, walaupun cerita tersebut dalam dongeng atau fiktif.
14.
Guru sebagai aktor, artinya melakukansesuatu
sesuai dengan naskah yang disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan di
sampaikan kepada penonton.
15.
Guru sebagai emansipator, mampu memahami
potensi yang ada bagi peserta didik
16.
Guru sebagai evaluator,artinay mampu melakukan
pengukuran terhadap perserta didik, tidak hanya
penilaian kognitif, tetapi efektif dan psikomotorik . sementara Sudirman dalam
bukunya Interaktif dan Motivasi
Mengajar juga mengklasifikasikan guru, antra lain :
1.
Informative
(sumber informative )
2.
Organisator
(pengelola kelas)
3.
Motivator
(pemberi doroangan kepada peserta didik )
4.
Director
(pengarah kegiatan belaja mengajar)
5.
Inisiator
(pencetus ide-ide dalam proses pembelajaran )
6.
Transmitter
(penyebar kebijakan sekolah)
7.
Fasilitator
(memberi kemudahan dalam belajar )
8.
Mediator
(penengah dalam kegiatan pembelajaran)
9.
Evaluator
(penilalian prestasi belajar siswa didik)
E.
Srategi
Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan pola
umum rentetan kegiatan yang has di lakukan untuk mencapai tujuan. Dalam
pembelajaran perlu strategi agar tujuan tercapai dengan optimal. Cara yang
ditetapkan sebagai hasil kajian strategi dalam proses pembellajaran
dinamakan metode. Cara menetapkan metode dinamakan teknik. Istilah strategi, metode
dan teknik bisa disebut model mengajar (
Model of Teaching).
Joyce
dan Marsha Weil mengupas sebanyak 25
model, dalam bukunya Model of Teachhing
(1971). Mereka membagi model menjadi 4 kelompok : yaitu
1.
Pertama Pemrosesan informasi (the information
processing family)
2.
Kedua
Model Pribadi (the personal family)
3.
Ketiga
Kelompok social (the social family )
4.
Keempat
Model Tingkah Laku ( behavioral models of teaching )
Istilah strategi dan model
bisa di sebut lain dengan
pendekatan (approach). Konsep umum strategi pembelajaran dapat berarti
suatu garis besar haluan pembelajaran untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Jika dihubungkan dengan srategi belajar mengajar, strategi dapat di
artikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dalam membina peserta didik melalui kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan. Ada emapat strategi
dasar dalam pembelajaran meliputi antara lain :
1.
Mengidentifikasi
serta menetapakan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkalaku dan kepribadian peserta didik sebagaimana yang di
garapakan
2.
Memilih
system pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat .
3.
Memilih
dan menetapakan prosedur, metode, dan tknik belajar mengajar yang paling tepat
dan efektif , sehingga dapat di jadikan pegangan guru dalam menaikan
kegiatan mengajar.
4.
Menetapakan
Norma-norma dan batas minimum keberhasialan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan
pedoman guru dalam melakukan evaluasi
hasil kegiatan pembelajaran yang selanjutnya, yang selanjutnaya
dapat di jadiak umpan balik buat penyempurnaan system
instruksional berikutnya secara keseluruahan .
F.
Klasifikasi
Strategi Pembelajaran
Menurut Trbarani Rustam dkk, terdapat masalah sehubungan
denganstrategi pembelajaran yang secara keseluruahan di klasifikasiakan menjadi
sebagai berikut :
1.
Konsep
dasar strategi pembelajaran
2.
Sasaran
kegiatan pembelajaran
3.
Proses
pembelajaran sebagaia suatu system
4.
Hakikat
proses pembelajaran
5.
Entering Behavioral Learning
6.
Pola-pola
belajar peseta didik
7.
Memilih
sitem belajar mengajar
1.
Konsep
dasar strategi , bahwa konsep dasarnya meliputi
yaitu :
a.)
menetapakanspesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
b.)
menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan masalah pembelajaran
c.)
memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar
d.)
menerapkan norma kriteria keberhasilan
kegiatan belajar mengajar.
2.
Sasaran
kegiatan pembelajaran : setiap kegiatan pembelajaran mempunyai sasaran atau
tujuan. Tujuan itu berjenjang mulai dari yang sangat operational dan kongkrit ,
yakni tujuan pembelajaran khusus
(standar kompetensi) dan tujuan pembelajaran
umum (kompetensi dasar dan indikator pencapaian ),tujuan kurikuler,
tujuan nasional, sampai kepada tujuan yang bersifat universal dan jelas standar ketuntasan belajar minimal yang di capai siswa
3.
Proses
pembelajaran sebgai suatu system :
pembelajaran sebagai suatu sistem intruksional yang mengacu pada pengertian
seperangkat komponen yang saling terkait satu sama lain untuk mencapai tujuan . sebgai
suatu system, pembelajaran meliputi
komponen-komponen antara lain
meliputi : tujuan, bahan ajar, siswa,guru, metode, situasi, dan evaluasi agar tujuan
tercapai maka semua komponen itu harus di organisasikan. Bergagai persoalan
yang biasa di hadapi guru antara lain adalah :
a.
Tujuan
apa yang mau di capai
b.
Materi
pelajaran apa yang di perlukan
c.
Metode
mana yang harus di pakai
d.
Prosedur
apa saja yang akan di tempuh untuk melakuakan evaluasi
4.
Hakikat
Proses Pembelajaran : belajar adalah proses perubahan perilakau berkat
pengalaman dan latihan artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku
baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampialan maupun sikap bahkan meliputi aspek organisme pribadi
5.
Etering
Behavior Learning : hasil pembelajaran
tercemin dalm perobahan tingkah laku, baik secara material –subtansional,
maupun secara behavior. Permasalahanya adalah kepastian bahwa tingkat prestasi
yang dicapai oleh peserta didik adalah benar
merupakan hasil kegiatan pembelajaran
yang bersangkutan , untuk kepastianya seharusnya guru mengetahui
seharusnya guru mengetahui karakteristik
perilaku siswa saat mereka melangsungkan kegatan belajar mengajar.
Itulah yang di maksud dengan Entering Behavior Siswa.
Menurut Abin
samsudin Entering Behavior dapat didefinisikan dengan cara sebagai berikut :
a.
Tradisional,
telah lazim guru mulai dengan pertanyaan mengenai bahan yang pernah diberikan
sebelum menyajikan bahan baru;
b.
Modern
inovasi, guru tertentu di berbagai lembaga pendidikan yang memiliki instrument atmbangkan au mampu mengukur
prestasi belajar dengan syarat mengadakan pre test sebelum mereka mulai
mengikuti program pembelajaran.
Gambaran tentang Entering Behavior,
pada peserta didik banyak menolong guru antara lain sebagai berikut
: yaitu,
a.
Untuk
mengetahui seberapa jauh kesamaan individual siswa dalam taraf kesiapan
(readine), kematangan (maturation), serta tingkat penguasaan materi (matery)
pengetahuan dan ketrampilan dasar bagi penyaji bahan baku.
b.
Perilaku
siswa tersebut dapat dipertimbangkan dan memimilih bahan, prosedur, metode,
teknik serta alat bantu belajar mengajar yang sesuai.
c.
Dengan
membandingkan nilai proses dengan hasil pasca test, atau setelah menjalani
program kegaiatan belajar mengajar, guru akan mendapa petunjuk seberapa jauh
dan seberapa banyak perubahan perilaku itu telah terjadi dalam diri siswa.
Perbedaan antara pre test dengan pasca test, baik secara individual maupun
secara kelompok merupaka indikator
prestasi atu hasil pencapaian yang nyata sebgai pengaruh proses pembelajaran.
Ada tiga dimensi dari entering behavior yang perlu di perhatikan
oleh guru
a.
Batas-batas
ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan dikuasai oleh siswa
b.
Tingkatan
tahapan materi pengetahuan, terutama kawasan pola-pola sambuatan atau kemampuan
yang telah dimiliki siswa
c.
Kesiapan
dan kematangan fungsi-fungsi psikotik.
Sebelum merencanakan dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru harus dapat mejawab pertanyaan :
a.
Sejauh
mana batas-materi pengetahuan yang telah di kuasai dan di ketahui oleh peserta
didik yang akan diajar
b.
tingkat
dan tahab serta jenis tahab kemampuan manakala yang telah di capai dan dikuasai
oleh peserta didik bersangkutan
c.
apakah
suswa sudah cukup siap dan matang untuk menerima bahan dan pola-pola perilaku
yang di ajarkan
d.
berapa
jauh motivasi dan minat belajar yang di
miliki oleh peserta didik sebelum belajar di mulai
6.
Pola-pola
Belajar Peserta Didik
Robert
M. Gagne membedakan pola-pola belajar
siswa kedalam delapan tipe. Yang saling berhubungan antara satu dengan yang
lain dan membentuk sebuah hirarki :
yaitu
a.
Belajar
Tipe Signal : Signal Learning belajar ini merupakan tahab dasar, yang tidak
menuntut persyaratan namun merupakan hirarki yang harus dilalui untuk mencapai
pada tipe belajar yang paling tinggi. Signal learning dapat diartikan sebagai
proses penguasaan pola-pola dasar perilaku bersifat involuntary (tidak
sengaja dan tidak didasari tujuan ). Dalam tipe ini terlihat aspek reaksional
emosional di dalam kondisi yang diperlukan bagi kondisi berlangsungnya belajar
tipe ini. Adala dengan diberikan stimulus(signal) secara serempak, perangsang
tertentu secara berulang kembali. Mirip dengan conditioning meurut Pavlov yang timbul setelah sejumlah pengalaman
tertentu, respon yang timbul bersifat umum dan emosional.
b.
Belajar
tipe Stimulus Response Learning (
belajar Stimulus Respons) tipe ini dapat
di golongkan dalam jenis classical
condition (Knible, 1961) atau belajar dengan trial and error (mencoba-coba)
kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe ini adalah factor inforcement
( diperkuat).
c.
Belajar
Tipe Chaining ( rantai atau rangkaian ) Chainiong adalah belajar menghubungkan satuan ikatan S-R
(stimulus-respon) yang satu dengan yang lain. Konsidsi yang diperlukan bagi
berlangsungnya tipe ini adalah antara
lain, secara internal anak didik sudah harus terkuasai sejumlah satuan pola S-R
baik psikomotorik maupun verbal . selain itu prinsip kesinambungan, pengulangan
dan reinforcement (penguatan) tetap penting bagi berlangsungnya prosese chaining.
d.
Belajar
Tipe Verbal Assosiation ( asosiasi
verbal) yaitu: baik chaining maupun verbal lilain. Bentuk verbal sederhana
antara lain diperlihatkan suatu bentuk
geometris , missal bujur sangkar , bola dll.
e.
Belajar
tpe Discrimination Learning ( belajar diskriminasi) yaitu : belajar mengadakan pembeda. Dalam tpe
ini aanak didik mengadakan seleksi dan
pengujian di antara dua perangsang atau
sejumlah stimulus yang berbeda yang
diterimanya, kemudian memilih pola-pola yang yang paling di anggap sesuai.
Contoh anak dapat mengenal bebrapa merk mobil .
f.
Belajar
Tipe Concept Learning ( Belajar Konsep )
yaitu : adalah belajar pngertian,
dengan berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari sekumpulan stimulus dan obyek
obyeknya, ia membentuk suatu pengertian atau kemahiran diskriminasi dan proses
kognitif fundamental sebelumya. Belajar konsep ini manusia sangat mungkin
karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi internal tentang dunia dan sekitarnaya dengan
menggunakan bahasa. Mungkin binatang juga melakukan demikian tapi sangat terbatas.dengan
konsep ini manusia dapat menggolongkan dunia dan sekitarnya, misalanya
menggolongkan warna, bentuk, besar , jumlah dsb.
g.
Belajar
Tipe Rule Learning ( Belajar Aturan
) adalah belajar membuat generalisasi, hokum, dan kaidah. Pada
tingkat ini peserta didik belajar mengkombinasi berbagai konsep dengan
mengoperasiak kaidah-kaidah logika, logika formal (induktif, deduktif, analisa,
sintesa, asosiasi, difensiasi, komparasi, dan kasalitas). Sehingga anak dapat
menemukan konklusi tertentu yang mungkinselanjutnya dapat di pandang sebagai “Rule” : prinsip, dalil, aturan, hokum, kaidah, dan
sebagainya.
h.
Belajar
tipe problem solving (pemecahan masalah )
adalah belajar memecahkan masalah pada tingkat ini persrta didik belajar
merumuskan masalah dan memecahkan masalah, memberikan respon terhadap
rangsangan yang menggambarkan situasi problematik,dengan menggunakan beberapa
kaidah yang di kuasai. Menurut john dewey
belajar memecahkan masalah yaitu : individu menyadari masalah bila ia
menghadapi situasi kondisi keraguan dan
kekaburan sehingga merasakan adanya
semacam kesulitan. Langkah-langkah
memecahkan masalah adalah sebgai berikut :
1.)
Merumukan
fakta pendukung dan menegaskan masalah, individu merasakan kesulitan
kemudian memetakan letak sumber kesulitan kemudian mencari jalan
pemecahanya.
2.)
Mencari
fakta pendukung dan merumuskan hipotesa, individu mencari menghimpun informasi yang releva, kemudian
mengidentifikasi berbagai alternative kemungkinan
dan pemecahan yang di rumuskan dengan
dengan pertanyaan jawaban yang
sementara perlu pembuktian (hipotesa ).
3.)
Mengevaluasi
alternative pemecahanyang
dikembangkan : setiap alternative pemecahan
di timbang darisegi untung ruginya. Selanjutnya di lakukan pengambilan
keputusan memilih alternative yang di pandang paling mungkin(feasible) dan
menguntungkan.
4.)
Mengadakan
pengujian atau verifikasi mengadakan
ujian secara eksperimental alternative serta pemecahan yang di pilih, di
praktekan atau di laksanakan, dari hasil pelaksanaan itu diperoleh informasi
untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis yang telah di rumuskan.
7.
Memilih
System Belajar Mengajar: para hali telah mencoba mengembangkan berbagai cara
pendekatan atau system pelajaran menarik perhatian akhir-akhir ini adalah m
pengajaran atau proses belajar mengajar. Berbgai system pelajaran yang menarik
perhatian akhir-akhir ini adalah enquiry-discovery approach. Enquiry
discovery learning adalah belajar
mencari dan menemukan sendiri. Dalam system pembelajaran ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam
bentuk yang final, tapi peserta didik diberi peluang untuk mrncari dan
menemukan sendiri dengan menggunakan teknik-teknik pendekatan pemecahan
masalah.secara garis besarnya prosedurnya adalah demikian
a.
Simulation : guru bertanya dengan mengajukan persoalan ,
atau menyurauh anak untuk membaca atau mendengarkan uraian yang membuat
permasalahan.
b.
Problem
statement peserta didik di beri
kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan, di pilih yang paling menarik
dan fleksibel untuk dipecahkan, permasalahan itu selanjutnya di rumuskan dalam
bentuk pertanyaan atau hipotesis yakni
pertanyaan sebgai jawaban yang sementara.
c.
Data
collection, untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis, anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (colection) berbagai
informasi yang relevan, membaca literature, mengamati objeck, wawancara
dengannara sumber, melakukan uji coba sendiri dsb.
d.
Data
Prosecing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebgainya,
semua di olah di klasifikasi, di tabulasi, bahkan bila perlu
di hitung dengan cara tertentu serta di tafsirkan pada tingkat
kepercyaan tertentu.
e.
Verification
atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan data dan tafsiran atau informasi
yang ada, peryataan atau hipotesa yang telah di rumuskan terdahuku itu kemudian di cek apakah
terjawaban atau tidak apakah terbukti apa tidak.
f.
Generalization,
tahap selanjutnya erdsarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar menarik
kesimpulan atau generalisasi tertentu. System belajar yang dikembangkan Bruner menggunakan landasan pemikiran belajar
mengajar hasilbelajar dengan cara ini lebih mudah di hafal dan di ingat, mudah
di transfer untuk memecahkan masalah .pengetahuan anak didik yang bersangkutan
jauh lebih dapat menumbuhkan motivasi
intrinsic, karena anak didik lebih puas
atas penggunaanya sendiri.
G.
Petunjuk
Operational Pembelajaran : keberhasilan seorang guru dalam menjalanakan profess,
sering mendapat kesulitan karena bervariasinya tingkat kemampuan peserta didik.
Ada syarat pokok yang perlu di ketahui dalam menjalankan proses pembelajaran di
kelas, bahkan merupakan persyaratan yang
vital perlu di wujudkan setiap kali memasuki kelas, persyaratan tersebut adalah
:
1.
Membuat
persiapan mengajar yang baik
2.
Memakai
metodologi mengajar yang tepat, serasi dan selaras dengan materi, kemampuan dan
kondisi peserta didik di kelas.
3.
Menguasai
ilmu pelajaran dan tidak samar-samar
4.
Siap
mentl menghadapi peserta didik yang beraneka ragam dan perilaku
5.
Mencintai
tugas sebgai profesi
6.
Memiliki
bakat (wibawa) sebagai guru
7.
Rajin,
sabar, dan menekuni tugas yang di emban
8.
Ikhlas
memberikan ilmu, sehingga bangga dengan banyak peserta yang didiknya berhasil menjadi orang yang memiliki dedikasi
tinggi dan berguana bagi nusa dan banggsa
9.
Punya
profil dan performent yang meyakinkan
10.
Mengenal
latar belalakang nama peserta didik
11.
Selalu
menampilka wajah ceria
12.
Melaksanakan
tugas dengan sepenuh hati
13.
Memiliki
sikap percaya diri, simpatik dari
peserta didik , lingkungan masyarakt dan pergaulan sehari-hari
14.
Kedatangan
di sambut dengan baik, sehingga merasa rugi jika gurunya tidak datang
15.
Memahami
model, dan strategi dan ketrampilan mengajar.
Semua prsyaratan diatas adalah
merupakan persayratan yang dapat dijadikan acuan atau pedoman bagi guru
professional. Guru yang baik dan professional adalah guru yang menguasai materi
dengan baik dan juga mampu mengaplikasikan , memiliki nilai-nilai (Transfer of
knowledge, transfer of skill, dan
transfer of value ).
Sebaik apapun rancangan disusun
dengan baik tapi perlu di alokasi waktu dengan
baik.
Untuk menyampaikan materi tersebut,
diantaranya perlu memperhatikan tahapan penggunaan waktu dengan sebaik-baiknya
secara efesien da sistematatis, langkah pembagia waktu selama 45 menit itu
adalah rincian dan pelaksanaan proses
pembelajaran sebagai berikut :
a.
Mencek
kehadiran , mengatur tempat duduk, mengamankan suasana kelas sebelum belajar
b.
Apersepsi,
memberikan kesadaran, pandanagan, keinsyafan. Dalam pandangan lain dijelaskan sama dengan perceive yaitu memahami pelajar yang di berikan
kepada guru atau memberikan kesadara sepenuh hati pada siswa mengikuti proses pembelajaran dengan melalui
penghayatan, dan rangsangan fantasi,
kesan-kesan dalam waktu 3 menit
c.
Pre-test mengulang pelajaran lama di hungkan dengan
pelajaran yang baru, selam 5 menit
d.
Menyajika
pelajaran baru(poko baru ) selam 25 menit
e.
Post
test, memberikan evaluasi terhadap proses pembelajaranyang telah diberikan
selama 8 menit
f.
Menyimpulakan
pelajaran dengan menyimpulkan, baca doa dsb
selama 2 menit
Disamping persyartatan yang optimal yang harus di ketahui guru,
sorang guru peun idealnya harus
mempunyai persiapan :
g.
Buku
persiapan mengajar, dalam bentuk satuan pembelajaran atau rencana pembelajaran.
Yang isisnya tujuan pembelajaran umum, tujuan pemeblajaran khusus, materi, alat
dan sumber, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi.
h.
Mengkondisikan
kelas / Situasi dan suasana kondisi di dalam kelas sangat membantu
berlangsungnya kegiatan mengajar seperti
kebersiahan kelas, kenyamanan ruang kelas, cahaya yang menyinari ruagn kelas,
tempat duduk peserta didik, pintu masuk, posisi papan kelas tulis, suasana
panas gelap. Syarat mutlak dimiliki guru adalah perlu memahami how does the teacher
plan for unit teaching in the class.
Jawabanya adalah planning to
producing results and planning to
development process.
Disamping pemanfatan waktu, juga guru harus mengetahui teknik
pemanfatan cara menulis dipapan tulis, tujuanya adlah untuk memperlihatkan
kebersiahan dan kerapian catatan, kewibawaan menulis, tulisan yang baik dan
rapi akan di contoh anak didik dengan rapi ditulis dibukunnya sendiri seperti
di papan tulis. Langkah-langkah pemanfatan papan tulis tersebut adalah sebagai
berikut :
a.
Menulis
hari, tanggal, tahun dibagian pojok kanan atas dan sebaiknya papan tulis perlu
di berigaris pinggir kiri , kapan perlu juga dibuatkan tanggal tahun arab
b.
Menulis
judul pokok dan sub judul, pembahasan yang akan di sajikan
c.
Jika
menulis dengan ayat qur’an pergunakan garis pinggir dengan jarak 20 cm
d.
Menulis
kata-kata sulit, kalimat baru , kalimat kurang di mengerti dengan sistematis diberi
penjelasanya.
Posisi seorang guru di dalam menyampaikan proses pembelajaran di
kelas harus mendapat perhatian serius
sebab bisa menambah khasanah ketertiban kelas, dan proses pembelajaran
yang bermakna di dalam kelas kita
mengajar sebaiknya berdiri sebab
pelajaran dapat diterima langsung oleh pesrta didik dari pada seorang guru
yang memberikan pelajaran sambil duduk, idealnya seorang guru dalam
mengajar itu berdiri dan berjalan-jalan seperlunya. Untuk lebih jauh mendalami
point-point itu perlu di perinci sebagai berikut :
a.
Waktu
mengajar dikelas guru di harapaka tidak menetap pada satu tempat, kecuali dalam
keadaa diskusi
b.
Guru
berdiri di ruang kelas bagian tengah di antara deretan tempat duduk siswa
c.
Pandangan
guru multiarah, tidak focus satu arah di sebabkan yang cantik saja
d.
Saat
menulis di papan tulis tidak etis membelakangi lama-lama, berdidir disamping
papan tulis dengan posisi miring ssambil memberi pelajaran
e.
Jika
guru capek berdiri silahkan duduk dengan posisi miring dari posisi peserta didik sambil memberi pelajaran
f.
Jika
peserta didik berbaris sebaiknya masuk
kelas guru idealnya berdiri di depan pintu
g.
Jaga
jarak buku dengan matanya sekitar 30 cm
Posisi tempat duduk perlu di
atur dengan mempertimbangkan kesehatan, dll jadikanlah peserta didik seperti
anak kandung sendiri
Menentukan sejauh mana kemajuan atu perkembangan peserta didik
dalam proses pembelajaran yang sudah di capai
adalah perlu dengan
evaluasi,salah satu alatnya adalah dengan bentuk test. Jenis test yang di
lakukan seperti bentuk true – false
(benar- salah), Maching (menjodohkan), Fil-in ( Isian ), Complation (
menyempournakan kalimat ), Multiple Choice( piliha ganda ). Pilihanganda
mempunayai variasi sebagai berikut piluihan ganda biasa , korelasi, analisis
kasus, hubungan anta hal dan bentuk diagram. Test dapat dilakuakn secara
periodic dan terencana. Sasaran akhir dari pelaksanaan test adalah perobahan
prestasi hasil belajar siswa. Di samping jenis test tersebut diatas perlu di ketahu ada beberapa
jenis model test yang lain :
1.
Interview
and converences, artyinay test wawancara
2.
The
case study approach, artinanya pendekatan yang digunakan untuk mengamati
persoalan kasus yang trjadi pada siswa
3.
Mental
naturity and intelligency artinya
mengamati tentang kecerdasan siswa
4.
Achievement
artinya mengamati prestasi proses belajar siswa
5.
proficiency
mengamati keahlaian siswa
6.
diagnostic
test untuk mengamati kelemahan-kelemahan siswa
7.
placement
test penempatan siswa untuk menempati
tingkat tertentu
8.
aptitude
test mengetahui bakat atau pembawaan siswa
BAB II
PEMBELAJARAN MICRO
A.
Pendahuluan
Tugas pokok
guru adalah mengajar, mengajar butuh
seni dan bakat. Umar Hamalik (1999) mengatakanbahwa guruadalah suatu profesi,
artinya suatu jabatan tersendiri yang menentukan keahlian sebagai guru, dapat
dilakukan oleh setiap orang, namun tidak semua orang memiliki memiliki keahlian
keguruan, tetapi di bentuk oleh terlebih dahulu. Most teacher are not, born, but are
building. Persyaratan seorang guru
professional adalah ada 9
persyaratan yaitu :
1.
Memiliki
pengetahuan ilmu dlam bidang study melalui pendidikan yang lama
2.
Mempunyai
pengalaman yang banyak
3.
Profesi
di hargai dan di akui
4.
Memperoleh
nafkah dari pekerjaanya
5.
Berdedikasi
tinggi dalam melaksanakan tugasnya
6.
Selalu
berusaha membangun ilmunya
7.
Loyalkitas
terhadap teman se-profesinya
8.
Memiliki
kode etik
9.
Memiliki
organisasi profesi
B.
Pengertian
Pembelajaran Micro Teaching
Pembelajaran
micro teaching dapat di artikan sebagai cara latihan ketrampilan keguruan atau
praktik mengajar dalam lingkup kecil / terbatas. Mc. Knight (1979) mengemukan, Micro
Teaching has been described as scaled down teaching encounter designed to
develop new skill and refine old ones. Sementara
itu Mc. Laughlin & Moulton, mendefinisikan bahwa Micro Teaching adalah Micro teaching is as performance training
method designed to isolaled the component parts of teaching process, so
that the trainee can master each
component one by one in a simplifield teaching situation.
Dari pengertian di atas dapat di pahami pembelajaran micro teaching
adalah sbuah model pembelajaran yangh di kecilkan atu disebut dengan real
teaching. (Allen and Ryan, 1969) jumlah pesertanay adalah 5-10orang, ruang
kelasnya terbatas, waktu pelaksanaanya berkisar antara 10-15 menit, terfokus
pada ketrampilan mengajar tertentu, pokok bahasanya di sederhanakan.
Micro
Teaching di jadikan salah satu mata kuliah berbobot 2 sks yang harus di ikuti
oleh seluruh mahasiswa dari semua jurusan Ilmu Kependidikan dibawah naungan
lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).
C.
Landasan
Pemikiran, Tujuan Sasaran, dan Fungsi Pembealajaran Micro
Fakultas
Tarbiyah sebuah Lembaga LPTK salah satu Lembaga Pedrguran Tinggi Islam yang
menyelenggarakan pendidikan akademik professional pendidikan akademik yang
berfokus pada pembentukan kemampuan akademik di bidang pendidikan, sedangkan
pendidikan professional di arahkan untuk membentuk calon pendidik yang terampil
di bidang Ilmu Keguruan.
Pada awalnya
perkuliah di programkan di bidang study secara teoritis, untuk menguji
ketepatan teori-teori tersebut di pandang perlu untuk di selenggarakan praktek
mengajar dalam bentuk pembelajaran micro.
T. Gilarso
dalam bukunya Program Pengalaman Lapangan mengutip pendapat Flanders dan Brown mengemukakan bahwa prinsip dasar yang
melandasi program micro teaching adalah
:
1.
Direncanakan, didalamnya mengenai materi,
metode, tujuan, kegiatan belajar
mengajar, alat-alat bantu yang digunakan mengajar, tingkah laku dan
penampilan.
2.
Nyata, terjadi di kelas artinya diwujudkan
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar secara konkrit
3.
Bayangan
sekaligus di rasakan, dalam diri pengakar akan sesuatu gambaran mengenai
tingkah lakunya sendiri, mencermati pendapat diatas dapt diseimpulkan ada tiga
langkah untuk meningkatkan ketrampilan professional guru yaitu planning
(persiapan), performance (pelaksanaan mengajar ), dan perception
(baliakn, keterbuakaan mau belajar dari pengalaman )
Tujuan
diselenggarakan pembelajaran micro menurut T.Gilarso terbagi dua yaitu pembelajran khusus dan
pembelajaran umum ,tujuan khusus untuk melatih calon guru untuk terampil dalam
membuat design pembelajaran, mendapatkan profesi keguruan, menumbuhkan percaya
diri. Tujuan Umum melatih kemampuan dan ketrampilan dasar keguruan.
D.
Prosedur Pembelajaran Micro
Pelaksanaan pembelajaran miocro bertujuan membekali calaon guru
dengan sejumlah ketrampilan dasar mengajar dan akan dipraktikan didepan
kelas.siklus pembelajaran micro dapat diliaht pada gb. 1.
Siklus Pembelajaran Micro
E.
Manfaat Pembelajaran Micro
Dengan bekal
Micro teaching teaching terdapat beberapa
manfaat dapat diambil antara lain :
1.
Mengembangkan dan membina
ketrampilan tertentu calon gur dalam mengajar
2.
Ketrampilan mengajar terkontrol dan dapat dilatihkan
3.
Perbaikan atau
penyempurnaan secara tepat dapat segera dicermati
4.
Latuhan penguasaan ketrampilan
mengajar lebih baik
5.
Saat latihan berlangsung
calon guru dapat dapt memusatkan dapat memusatkan perhatian secara obyektif
6.
Menuntut dikembangkan pola
observasi yang sistematis dan obyektif
7.
Mempertinggi efesiensi dan
efektifitas penggunaan sekolah dalam waktu praktik mengajar yang realtif
singkat.
F.
Langkah-langkah Prosedur
Pembelajaran Micro
Ada liam langkah-langkah yang dapat
ditempuh dalam pembelajaran micro yaitu,
antara lain :
1.
Pengenalan ( pemahaman
konsep pembelajaran micro )
2.
Penyalinan model diskusi
3.
Perencanaan / perencanaan
mengajar
4.
Praktik mengajar
5.
Diskusi feed back /
umpan balik
G.
Hubungan PembelajaranMicro
dengan Program Pengalaman Lapangan
Pembelajaran micro bukan pengganti
praktik lapangan, melainkan bagiandari program pengalaman lapangan yang
berusaha untuk menimbulakn, mengembangkan serta membina ketrampilan-ketrampilan
tertentu dari calon-calon guru dalam menghjadapi kela. Sehubungan hal tesebut
di atas berikut ini kami kemukakan beberapa alternative yang menggambarkan
kedudukan program pengjaran micro dalam ruang lingkup program pengalaman pada
gambar :
Gr 2 : Pembelajaran Micro dan PPL
H.
Peran Supervisor (Dosen
Pembimbing ) dalam Pem,belajaran Micro
Peran dosen
pembimbing atau supervisor, merupakan salah satu unsur terpenting dalam pembelajaranmicro.
Fungsinya sebagai pengelola proses belajarmengajar dan memberikan bimbingana
terhadap calon gur. Disamping membantu calon guru memilih model pembelajaran
yang tepat, membantu mendesain pembelajaran yang tepat, dan memberikan umpan
balik.
Peran feed back yang
obyektif segera dapat dimasukan sebgai solusi yang tepat terhadap perbaikan
proses pembelajaran selanjutnya, seyogyanya dosen pembimbing memerlukan
ketrampilan mengobservasi dan menganalisis proses pembelajaran, terampil daalm
menggunakan alat eavaluasi dan mampu menjelaskan bermacam-macam ketrampilan
yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Bab III
SISTEM PENGELOLAAN DAN PENGOPERASIAN LABORATORIUM MICROTEACHING
A.
Pengelolaan
System pengelolaan pembelajaran micro dilaksanakan oleh UPT PPL
di bawah koordinasiDekan selaku penanggung jawab di lapangan, mata kuliah ini
memiliki bobot 2 sks, dilaksanakan pada semester VI atau VII untuk strata I
(S.1), dan Semester 1 pada program Akta IV.
Mahasiswa yang mengambil mata
kuliah micro atau PPL I harus sudah
lulus mata kulia Dasar-dasar kependikan , Psikologi Pendidikan Psikologi
Belajar, Perencanaan Pengajaran atau Perencanaan system PAI, atau Desain Pembelajaran,
Metodologi Pembelajaran, Profesi dan Etika Keguruan, Pengembangan dan Inovasi
Kurikulum serta Evaluasi Pembelajaran.
B.
Sistem
Pengoperasian Peralatan
Sebelum
mahasiswa melaksanakan proses pembelajaran materi kuliah micro teaching(PPL I)
di laboratorium, pemberian materi kuliah didahului dengan beberapa kali
pertemuan danpengenalan terhadap peralatan yang akanduguanakan dalam
pembelajaran mcro di kelas, teknisi atau operator memperkenalakan fungsi dan
jenis-jenis peralatan yang tersedia dan digunakan di laboratorium mcro teaching.
Adapun
alat-alat yang diguakan adalah yang tersedia di laboratorium micro teaching
adalah antara lain :
1.
Kamera
Vedio Digital
2.
Standart
Kamera
3.
Kaset
Video Kamera Digital
4.
Video
Kaset Player
5.
TV
Monitor
6.
DVD
7.
Title
Maker Videonic
8.
Kamera
Video Handcam
9.
Kaset
Kosong Handcam
10.
Laptop
11.
Proyektor
12.
Tape
Recorder
13.
OHP
( Overhead Proyektor)
14.
AC (
air condition)
C.
Tugas
Pembimbing da Mahasiswa
Imbingan
Kegiatan pembimbingan yang dilkukan oleh dosen kepada mahasiswa yang di bawah
bimbingan mengacu kepada tugas dosen
pembimbing. Jadwal bimbingan diatur tersendiri, namun tugas pokoknya adalah
sebgai berikut :
1.
Tugas
coordinator Pembimbing
a.
Memantau
pelaksanaan kuliah mcro teaching dalam kelas
b.
Mengkoordinasikan
pelaksanaan kuliah antar dosen
c.
Mengevaluasikan
pelaksanaan tugas dosen pembimbing
2.
Tugas
dosen pembimbing
a.
Memberikan
penjelasan dalam oreintasi mahasiswa
b.
Membimbing
pembuatan program satuan pembelajaran
c.
Memberikan
penjelasan dalam pelaksanaan latihan ketrampilan khusus
d.
Mengevaluasi
hasil latuah mahasiswa
e.
Mengatur
tata laksaana kuliah micro teaching di dalam kelas
3.
Tugas
Mahsiswa
a.
Mempelajari
buku pedoman
b.
Mengikuti
orientasi
c.
Membuat
program RPP
d.
Menyiapaka
alat Peraga
e.
Berpakaian
dan bertindak sebagai guru ideal
f.
Mengikuti
seluruh kegiatan kuliah mcro teaching sesuai jadwal
Catatan
:
1.
Selama
pembelajaran micro dan praktik pengalaman lapangan (PPLII) pakaianharus rapid
an sopan
2.
Bersikap
sopa, ramah, dan rendah hati
3.
Menggunakan
bahasa yang baik, benar, dan sopan
4.
Selama
proses pembelajaran micro berlangsung tidak boleh keluar masuk.
Bab IV
KOMPONEN-KOMPONEN KETRAMPILAN DASAR DALAM PROSES
PEMBELAJARAN MICRO
A.
Pendahuluan
Sesempurna atau
seideal apapun kurikulum, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru untuk
mengimplementasikan, maka kurikulum tersebut belum dikatakan maksimal. Justru
ketrampilan dasar menjadi guru dsangat diperlukan. Guru tidak dilahirkan tapi
dibentuk terlebih dulu. Pembentukan performance guru yang baik adalah
diperlukan ketrampilan dasar. Ketrampilan dasar adalah kketramplan standar yang
harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru.
Pada bagaian
ini akan diuraikan ketrampilan-ketrampilan dasar mengajar (teaching skills)
yang dapat diimplementasikan ke dalam
latihan pada proses latihan dasar micro yang harus dikuasai oleh calaon
gurusebelum melaksanakan PPL di lembga pendidikan
Menurut Allen
and Ryan (1969) dalam bukunya Micro Teaching mengemukakan 14 ple
1.
Stimulius
Variation (variasi stimulus )
2.
Set
Induction (siasat memulai pembelajaran )
3.
Closure
(menutup pembelajaran)
4.
Silence
and Non Verbal Cues ( isyarat )
5.
Reinforcement
of student participation (penguatan dalam pembelajaran )
6.
Fluency
in Asking Question (keaktifan bertanya)
7.
Probing
Question (pertayaan melacak)
8.
Higher
Order Question (bertanya tingkat tinggi )
9.
Divergent
Question (pertanyaan belum pasti)
10.
Recognizing
Atending Behavior (mengenal tingkah laku yang tampak )
11.
Illustrating
and Use Example (penelusuran dan penggunaan contoh)
12.
Lecturing
(berceramah)
13.
Planned
Repetiting (pengulangan yang direncanakan )
14.
Completennes
of Comunication (kelengkapan berkomunikasi)
Namun semua
ketrampilan itu sangat bervariasi untuk lebih jelasnya dapat dicermati uraian
sebagai berikut :
B.
Ketrampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and
Closure )
Komponen pertama mengajar adalah ketrampilan membuka dan menutup
pelajaran.dalam membuka dan menutup pelajaran hrus memberikan pengantar atau
pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan kepada peserta didik agar siap
mental dan tertark untuk mengikutinya. Strategi membuka dan menutup pelajaran
(set introduction & Closure) sebenarnay merupakan gabungan antara dua macam
ketrampilan mengajar yang perlu di latih dalam micro. Ketrampilan oleh membuka
dan menutup dalam istilah lain dikenal dengan set induction. Yang
artinya usaha yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan
prokondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatian terpusat pada apa
yang di pelajarinya. Sehingga usaha tersebut memberi efek positip terhadap
kegiatan belajar.
Ketrampilan membuka dan menutup merupakan
kunci dari seluruh proses pembelajaranyang harus dilaluinya. Sebab jika seorang
guru sejak awal pembelajaran tidak mampu menarik perhatian peserta didik, maka
oroses tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. kegiatan membuka
dan menutup tidak hanya di awal pelajaran saja tapi disetiap awal kegiatan inti
pelajaran. Ini dapat dilakukan dengan
cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatin siswa, memberi
acuan, membuat kaitan antara materi yang dikuasai peserta didik dengan bahan
yang akan diajarkan.
Inti dari persoalan membuka dan menutup
pelajaran terkait dengan usaha guru dalam menarik perhatia siswa, memotivasi,
memberi acuan tentang tujuan, pokok
persoalan yang akan dibahas serta pembagia waktu, mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari dengan topic
baru, menannggapi siuasi kelas. Wardhani(1984) menyimpulkan ketrampilan membuka adalah inti ketrampilan
membuka adalah menyiapakan mental
peserta didik agar mereka siap memasuki persoalan yang akan dibahas,
membangkitkan minat dan perhatian siswa apa yang akan dibahas dalam kegiatan
belajar.Sedangkan ketrampilan menutup
pelajaran adalah merupakan ketrampilan merankum inti pelajaran pada
akhir kegiatan belajar.
Menutup pelajaran( closure) yaitu
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran. Menurut hasil penelitian dari pakar
pendidkan bahwa kemajuan hasil belajar
paling besar terjadi diakhir pelajaran dengan
cara memberikan suatu ringkasan pokok-pokok materi yang sudah
dibicarakan. Kegiatan menutup pelajaran dilkukan bukan diakhir jam pelajaran
akan tetapi pada setiap akhir pokok pembahasan .
Adapun inti dari kegiatan menutup
pelajaran adalah : sebagai berikut
1.
Merangkum
atau meringkas inti pokok pelajaran
2.
Mengonsolidasikan
perhatian siswa pada masalah pokok pembahasan agar informasi yang diterima
dapat membangkitkan minat dan kemampuan terhadap pelajaran selanjutnya
3.
Mengorganisasikan
semua pelajaran yang telah dipelajari sehingga memerlukan perhatian kebutuhan
yang berarti dalam memahami materi pelajaran
4.
Memberikan
tindak lanjut berupa saran-saran serta ajakan pada materi yang baru dipelajari.
Contoh :
setelah melakukan tugas rutin seperti mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapakan alat-alat tulisnya,
guru langsung menerangkan pokok bahasan , setelah pelajaran selesai, nah
anak-anak waktu sudah habis pelajaran kita tutup di lanjutkan minggu depan ,
assalamualaiakaum wr.wb.
C.
Ketrampilan Mengelola Kelas ( Class Room Management)
Tugas guru di dalam kelas sebgaian besar adalah
membelajarkan peserta didik dengan menyelidiki kondisis pembelajaran yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur
peserta didik da sasaran pembelajaran
serta mengendalikan dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuab
pembelajaran. Pengaturan yang berkaitan dengan penyampaian pesan pengajaran
(intruksional) atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar kelas (pengelolaan kelas).
Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal maka proses belajar
berlangsung secr optimal pula, dan sebaliknya.
Ketrampilan
mengelelola kelas merupakan ketrampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikan ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara
mendisiplinkan kelas ataupun melakukan kegiatan meremedial, gangguan yang bersifat sementara dengan tindakan
mendesiplinkan kelas dan gangguan yang terus-menerus perlu dengan tindkan
meremedial pembelajaran/ kelas
Komponen Ketrampila Mengelola Kelas
Komponen Ketrampilan Mengelola kelas adalah
sebagai berikut :
1.
Kehangatan dan keantusiasan
2.
Penggunaan
bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah belajar siswa
3.
Perlu dipertimbangkanpenggunaan variasi
media, gaya belajar, dan pola interaksi
4.
Dierluan kelwesan tingkah laku guru dalam mengubah
strtegi mengajar untuk mencegah gangguan
yang timbul
5.
Penekanan hal yang positif dan menhindari
pemusatan perhatian siswa pada hal yang
negatif
6.
Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri
sendiri dengan cara membericontoh dalam
perbuatan guru sehari-hari.
Ketrampilan mengelola kelas dapat
dibedakan menjadi dua dengan yaitu
yang berkaitan dengan
1.
Ketrampilan yang berkaitan dengan menciptakan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
a.
Menunjukan sikap yang tanggap
b.
Membagi perhatian
c.Memberi petunjuk-petunjuk jelas
d.
Menegur, teguran verbal yang efektif
e.
mengganggu jika pada suatu saat melakukan
perbuatan yang positif.
2.
Ketrampilan yang berhubungan dengan pengembalian
kondisi belajar optimal
Hal-jal yang harus dihindari oleh
guru dalam hal mempraktikan ketrampilan
mengelola kelas adalah sebagai berikut :
1.
Campur tangan yang berlebihan
2.
Kelenyapan perbuatan yang menunjukan adanya kelenyapan dilihat
dari tigkah laku guru yang gagal dalam melengkapi suatu intruksi, sehingga peny
ajianya menjadi terhenti untuk beberapa
saat yang sifatnay menjadi mengganggu.
3.
Penyimpangan; penyimpangan terjadi karena guru
sedemikian asyiknya membicarakan suau kegiatan yang keluar dari tujuan
pembelajaran.
4.
Bertele-tele
kesalahan ini terjadi sebab guru selalu mengulang hal-hal tertentu.
5.
Pengulangaan tindakan yang tidak perlu :
kekeliruan ini ditandai oleh kegiatan guru yang membagi petunjuk cara terpisah
dalam tiap kelompok, yang sebenarnya petunjuk tersebut dapat diberikan secara
klasikal
Melihat
demikian kompleks ketrampilan mengelelola kelas, maka penguasaan atau peahaman
komponen ketrampilan menggunakan harus dikerjakan dan dilatih secara intensif.
D.
Ketrampilan Memberi
Penguatan ( Reinforcement
Pada
umumnya penghargaan memberi pengaruh positif pada kehidupan manusia, karena
dapat mendorong dan memperbaiki tingkah laku seorang sert meningkatkan usahannya. Memang
merupakanfitrah manusia bahwa manusia ingin
dihormati, dihargai, dipuji, dan disanjung-sanjung, tentu ini semua
dalam bentuk yang wajar.
Intisari dari penguatanitu
adalah respon terhadap suatu tingkah laku positif yang dapat
meningkatkan kemungkinan terjadi tingkah laku tersebut. Penguatan ini tidak boleh dianggap
sepele dan sembarangan, tetapi harus
diperhatikan serius. Hal yang harus diperhatikan serius adalah dalam menggunakan ketrampilan antara lain.
1.
Hindari komentar negative,
jika peserrta tidak bisa menjawab dengan baik
jangan dibentak atau dihina.
2.
Kehangatan artinnya
diperlihtkan dengan gerakan, mimic, suara serta anggukan yang serius
3.
Kesungguhan, dilaksanakan
dengan serius tidak basa-basi
4.
Bermakna, jika guru
bertanya dan siswa menjawab, maka guru
harus menjawab seperrti bagus, tepat, jempol dll
5.
Perlu ada variasi seperti
anggukan, senyum, sentuhan, bagsu, gerakan tangan
Komponen-komponen
penguatanantara lain adaiah dua kategori yaitu :
1.
Penguatan verbal, berupa
kata-kata atau kalimat seperti saya senang, ya dan sebagainya,
2.
Penguatan non verbal,
berupa mimik, dan gerakan tangan, dengan pendekatan , dan menggunkan sentuhan
di gosok-gosok punggungnya, melalui kegiatan yang menyenangkan seperti menunjuk
mereka menjadi ketua kelas. Dan penguatan tak penuh seperti kata jawaban mu betul tapi perlu
disempurnakan lagi.ng Small Disssion)cu
E.
Ketrampilan
Membimbing Diskusi Kelompok Kecil (Guiding Discussion )
Membimbing
diskusi kelompokk bearti suatu proses
yang teratur dengan melibatkan kelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka
kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman
mengambil keputusan, adapaun beberapa
komponen yang perlu diperhatikan dalam diskusi kelompok kecil antara lain.
1.
Memusatkan perhatian
peserta didik pada tujuan dan topic diskusi, kegiatan antra lain merumuskan perhatian peserta didik pada
tujuan dan topic yang akan didiskusikan, mengemukan masalah, catat
kesalahan yang menyimpang dari tujuan .
2.
Memperluas masalah, intinya
merangkum kembali permasalahan supaya
jelas
3.
Menganalisa pendapat
peserta didik,antara lain menganalisa
alasan yang dikemukakan memiliki dasar yang kuat
4.
Meluruskan alur berfikikir
siswa, mencangkup mengajukan beberapa pertanyaan menentang siswa untuk
berfikir, memberikan conto-contoh verbal, memberikan waktu untuk berfikirdan
memberikan dukungan terhadap siswa yang memberikan pendapat (mengungkapakan )
dengan penuh perhatian.
5.
Memberikan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam diskusi, terkait dengan semangat untuk dengan semangat
berfikir siswa
6.
menutup diskusi, menutup
kegiatan, membuat rangkuman hasildiskusi, menindaklanjti hasil diskusi,
danmenilai hasil diskusi.
F.
Ketrampilan bertanya
(questioning)
Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah
mengajar dengan baik. hasil penelitian menunjukan bahwa pada umumnya guru
tidak berhasil menggunakan teknik bertnya yng efektif. Ketrampilan
bertanya menjadi penting jika dihubungkan dengan pendapat yang mengatakan
berfikir itu sendiri adlah bertanya
Bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta
respons dari seseorang yang terkenal. Respons yang diberikan dapat berupa
pengetahuan sampai dengan hal-hal seperti stimulasi efektif yang mendorong
kemampuan berfikir, antara lain.
1.
Merangsang kemampuan
berfikir siswa
2.
Membantu siswa dlam belajar
3.
Mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri
4.
Meningkatkan kemampuan berfikir siswa dari kemampuan tingkat rendah
ke kemampan tingkat tinggi
5.
Membantu siswa dalam
mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan
Komponen-komponen
yang termasuk dalam ketrampialn dasar bertanya adalah :
1.
Pengungkapan pertanayaan jelas dan singkat
2.
Pemberian acuan supaya siswa dapat menjawab denag tepat
3.
Pemusatan kearah jawaban
yang diminta
4.
Pemindahan giliran menjawab
5.
Pembrian waktu berfikir
6.
Pemberian tuntunan bagi
peserta didik yang mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyaan , setrategi
tuntuanan perlu dikerjakan.
G.
Ketrampilan Menjelaskan
Pelajaran ( Explaining)
Pada
umumnya memberi penjelasan adalah penyajian informasi secara lisan dan dikelola
secara sistematis untuk menunjukan adanya hubungan antra satu dengan yang lainnya.
Ciri utama ketrampilan menjelaskan ialah yaitu penyampaian informasi yang
terencana dengan baik, disajikan dengan benar, serta urutan yang cocok.
Beberapa alas an mengapa ketrampilqan menjelaskan perlu dikuasai, antara lain :
yaitu
1.
Pada umumnya intraksi
komunikasi dikelas didominasi oleh guru
2.
Sebagian besarn kegiatan guru adalah informasi. Untuk itu
efektifitas pembicaraan perlu ditingkatkan
3.
Menjelaskan dalam buku sebab dalam buku sering kurang dipahami
4.
Informasi yang diperoleh
siswa agak terbatas
Komponen-komponen
yang harus diperhatikan dalam penjelasan adalah:
1.
Merencakan pesan yang
sampaikan
2.
Menggunakan contoh-contoh
3.
Memberikan penjelasan yang
paling penting
4.
Mengajukan pertayaan kepada
siswa yang belum dipahami
H. Ketrampilan Mengadakan Variasi ( Variation Stimulus)
Kejenuhan dan kebonsanan yang dialami dalam kegiatan proses
pembelajaran yang terjadi. Ditambah
lagi kondisi ruangan yang tidak nyaman, performance guru yang kurang
menyenangkan di hati peserta didik,
matri yang diajarkan kurang menarik, dengan memperbaiki gaya mengajar guru saja belum dapat mengatasi persoalan yang
terjadi.namun dengan harapan bervariasinya proses yang tejadinya proses
pembelajaran yang diberikan akan membawa cakraeala kecerahan bagi peserta
didik. In adalah tujuan proses pembelajaran
variasi stimlus adalah
menumbuhkembangkan perhatian minat siswa agar belajar lebih baik. Sedangkan
manfaat ketrampilan variasi dalam proses pembelajaran.
1.
Menumbuh perhatian peserta didik didik
2.
Melibatkan peserta diidk berpartisipasi dalam
berbagai kegiatan proses pembelajaran
3.
Dengan bervariasinya cara gur menyampaiakan proses
pembelajaran, maka akan membentuk sikap positip bagi peserta didik terhadap
guru
4.
Dapat menanggapi rasa ingin tahu dan ingin
menyelididki pessrta didik
5.
melayani keinginan dan pola belajarpara peserta
didik yang berbeda-beda
beberapa variasi
guru dalam proses pembelajaran yang perlu diketahui dalam proses pembelajaran
adalah sebgai berikut :
1.
ketrampilan variasi dalam mengajar erat kaitanya
dengan profesional lainya, antara lain penguasaan berbagai macam metode dan
ketrampilan mengajukan pertanyaan
2.
ketrampilan
variasi sebelumnya direncanakan
dan disusun dalam SP.
3.
Ketrampoilan dalam variasi sangat dianjurkan akan
tetapi, harus wajar dan lwes sesuai denga tujuan yang telah ditetapkan.
Ketrampilan variasi yang dapat dilakukan
dalam proses pembelajaran terbagi kepada tiga kelompok ; antara lain variasi
dalam gaya guru mengajar, variasi dalam inteeraksi gurudengan peserta didik,
dan variasi dalam menggunakan media dan alat-alat pembelajaran.
Variasi
guru dalam mengajar harus hidup dan antusias (teacher liveness) menarik minat belajar siswa. Bisa dilakukan
dengan suara, isyarat-isyarat non verbal seperti pandangan mata, ekspresi
roman, gerak-gerik tangan atau badan, selainitu ada syarat-syarat lain yang harus dikuasai yaitu extra verbal adalah informasi warna dan bunyi-bunyian. Guru
diharapakan mampu memodifikasi variasi melalui :
1.
Suara guru (voice variation ) tekanan tinggi
rendah, cepat –lambat.
2.
Memusatkan perhatian kepada peserta didik (verbal focussing) pada hal yang
dianggap penting dapat dilakukan guru
dengan kata-kat seperti, perhatian baik,
peka , sekaligus dengan gerakan tangan .
3.
Mengadakan diam sejenak (silence) pada saat
yang tepat membuat pembicaraan guru
lebih jelas, karena ini berfungsi sebagai titik, koma, atau sebagai tanda seru yang membagi pelajaran dalam beberapa kelompok.
4.
Intonasi dan bunyi-bunyian lain seperti (extra-verbal
cues ) seperti guru mennanggapi pekerjaan murid dengan kata-kata atau suara
mulut aah, eeh, hmm, wah, pintar sekali
disampaikan dengan nada suara yang
sesuai , kata-kata ini membuat si anak didik terbawa emosi ke ara yang lebih
akrab.
5.
Guru menguasai dengan kontak mata (eye contact),
sebaiknya guru menatap peserta didik secara keseluruhan, kata-kata yang diucapkan guru lebih
meyakinkan dan memperkuat informasi.
6.
Ekspresi roman muka (facial expresion ) ekspresi roman muka perlu ceria bahkan ini
sangat penting dalam berkomunikasi dengan siswa.
7.
Gerak-gerik tangan
(gesturres) variasi dengan gerakan tangan, mata, kepala, dan badan dapat
memeperkuat ekspresi guru, sebaliknya gerakan yang aneh dapat mengganggu
situasi perhatia siswa dalam proses pembelajaran di kelas .
8.
Tempat berdirinya guru
dikelas (movement) variasi pergantian posisi guru di dalam kelas akan mendapat
perhatian peserta didik, seperti gerakan kearah depan, belakang,samping,
kanan-kiri dan sebagainya tidak hanya menetap pada satu tempat ( artinya hanya
duduk saja )
9.
Variasidalam pola interaksi dan kegiatan peserta
didik, hindari guru terlalu banyak
bicara sehingga kehilangan perhatian dan minat siswa.justru berikan pekerjaan
yang banyak kepada mereka agar sibuk dengan dan memeperhatikan /konsentrasi
pada pekerjaannya. Seperti bentuik mengarang ,membaca buku, mengerjakan
soal, membuat laporan, membaca dalam hati, dll.
10.
Variasi dalam menggunakan
media pembelajaran dan bahan pengajaran,
sebaiknya guru membuat skema dipapan tulis, atau dengan memakai media seperti
rekaman, gambar slde, in focus, lap top, dsb. Bisa juga dalam bentuk audio
(dapat didengar ), dengan visual (dapat dilihat ) dan dan tatile / motoric
(dapat di raba )
Pada prinsipnya teknik dasar danvariasi
dalam mengajar adalah sebgai berikut :
1.
Suaranya guru enak didengar
2.
Tidak banyak melihat ke
jendela saat sedang mengajar
3.
Memperlihatkan kegembiraan
dan semangat
4.
Menggunaka isyarat mata,
tangan, kepala dengan tepat
5.
Hafal nama-nama siswa di
kelas dan memanggil namanya saat dikelas
6.
Variasiakan menjawab
pertanyaan siswa dengan banyak variasi
7.
Mengadalkan selingan yang
menyegarkan
8.
Mepertimbangkan prinsip
hadiah dan hukuman.
T.Gilarso, mengemukakan bahwa variasi dalam gaya belajar
mengajar guru dapat dilakukan antara lain
dalam bentuk verbal (dengan menggunakan kata-kata dan dan suara
yang diucapakan guru), seperti :
1.
Nada suara intonasi (voice
variation )
2.
Mengarahkan perhatian siswa verbal focusing)
3.
Mengadakan diam sejenak
(pause/ silence )
4.
Isyarat-isyarat lisan
(extra verbal)
Kemudian
dalam bentuk non verbal ( dengan isyarat / bahasa badan yang mencangkup antara lain : yaitu :
1.
Kontak pandangan mata (eye
contack )
2.
Ekspresi roman muka (facial
ekspresion )
3.
Gerak-gerik tangan, kepalam
badan (gestures)
4.
Posisi badan (tempat
berdiri di kelas )
Bab V
PROGRAN PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL II )
A.
Pengertian
Program
pengalaman lapangan merupakan muara danaplikasi dari seluruh materi yang
diterima pesrta didik selam mengikuti pembelajaran dibangku kuliah. Ada
beberapa istilah yang digunakan
mendefinisikan program pengalaman lapangan sama dengan praktik mengajar.
Diantara program pengalaman lapngan (PPL) sama dengan praktik keguruan
(kurukulum SPG, 1976). Program pengalaman pada hakikatnya adalah melakukan /
memberikan pembelajaran pada seseorang
atau beberapa orang berupa pengetahuan maupun hal lainya.
Stressing
pada program pengalaman lapangan adlah kegiatan pelatihan utuk menerapakan berbagai pengetahuasin,
sikap, ketrampilan dalamproses
pembelajaran secara utuh dan itegrasi , sehingga setelah menyelesaikan
PPL I. praktik pengalaman lapangan diharapkan mahasiswa dapat menjadi gur yang professional yang punya dedikasi dalam pengabdian.
Proram
pengalaman diatas pada hakikatnya adalah
pelaksanaanya di lakukan dengan yaitu:
1.
Dilakukan
seseorang secara terbimbing
2.
Bersifat
latihan yang diperagakan dalam mengajar
3.
Bertujuan
untuk mendapatkan ketrampilan mengajar
4.
Salah
satu syarat untuk memenuhi suatu program
B.
Tujuan
Program Pengalaman Lapangan
Secara umum tujuan program pengalaman
laopangan adalah sebagai berikut :
1. Membimbing para calon gur ke arah
terbentuknya pribadi yang memiliki nilai, sikap pengetahua serta ketrampilan
yang diperlukan bagi seorang guru yang
profesional.
2. Membimbing guru agar mempunyai kepribadian dalam kependidikannya baik,
setia pada profesi, dan menguasai mengembangkan ilmu-ilmu yang sesuai dengan
bidang pendidikan
3. Membimbing para calon guru agar menghayati secara apreasif dan
mentrampilkan diri dalam semua kegiatan keguruan.
Kesimpulan
buku ini baik bagi calon guru yang profesional sebab ada acuan-acuan yang bisa di peroleh
sebagai calon guru yang profesional dalam bidangnya .demikian .
Komentar
Posting Komentar