Makalah linguistik



Makalah  linguistic pengertian dan arti hiponim
A.    Definisi Hiponim
Kata hiponimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma berarti “nama” dan hypo berarti “di bawah”. Jadi, secara harfiah berarti “nama yang termasuk di bawah nama lain”. Sesuai dengan yang diungkapkan Keraf (2005:38) Hiponimi adalah semacam relasi antar kata yang berwujud atas- bawah, atau dalam suatu makna terkandung sejumlah komponen yang lain. Karena ada kelas atas yang mencakup sejumlah komponen yang lebih kecil dan ada kelas bawah yang merupakan komponen komponen yang tercakup dalam kelas atas, maka kata yang berkedudukan di kelas atas ini disebut superordinat dan kata yang berada di kelas bawah disebut subordinat / hiponim. Istilah superordinat dan  subordinat / hiponim adalah istilah semantik. Sedangkan pada  ilmu biologi mempergunakan istilah genus dan spescies dalam penggolongan dan pembagian. Pada Ilmu kebudayaan mempergunakan istilah kelas dan sub-kelas.  
. Pengertian secara  semantic menurut Verhaar (1978 : 13) menyatakan hiponim adalah ungkapan (biasanya berupa kata, tetapi kiranya dapat juga frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain. Umpanya kata Hiu adalah hiponim terhadap kata ikan sebab hiu memang ikan. Jikalau relasi antara dua buah kata yang  bersinonim, berantonim, dan berhomonim bersifat dua arah, maka relasi antara dua buah kata yang berhiponim ini adalah searah.
B.       Hiponimi dan Hipernimi ( subordinat dan superordinate )         
Verhar (2001: 396) Hubungan ke hiponiman dalam pasangan pasangan kata adalah hubungan antara yang lebih kecil (secara ekstensional) dan yang lebih besar (secara ekstensional pula). Misalnya, melati adalah hiponim terhadap bunga, dan merah merupakan hiponim terhadap berwarna. Secara semantik Verhaar, menyatakan hiponim ialah ungkapan (biasanya berupa kata, tetapi kiranya dapat juga frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain.
Suherlan, Odien (2004:272) Hiponimi adalah hubungan makna yang mengandung pengertian hierarki (pegaturan secara berurutan unsur-unsur bahasa mulai dari yang terkecil “terendah” sampai yang terbesar “tertinggi”)            konsep hiponimi dan hipernimi mengandaikan adanya kelas bawahan dan kelas atasan, adanya makna sebuah kata yang berada di bawah makna kata lainnya. umpamanya kata melati adalah hiponim terhadap kata bunga sebab makna melati berada atau termasuk dalam makna kata bunga. Melati memang bunga, tetapi bunga bukan hanya melati melainkan meliputi semua jenis bunga misalnya anggrek, mawar, adenium , sedap malam, flamboyan dan lain sebagainya.
Jikalau relasi antara dua buah kata yang bersinonim, berantonim, dan berhomonim bersifat dua arah, maka relasi antara dua buah kata yang berhiponim ini adalah searah. Hubungan kehiponiman tidak berlaku timbal balik atau hanya satu arah. Hubungan melati terhadap bunga adalah hiponimi tetapi hubungan bunga terhadap melati bukanbukanlah hiponimi tetapi hipernimi. Jadi, kata Melati berhiponim terhadap kata bunga, tetapi kata bunga tidak berhiponim terhadap kata Melati, sebab makna bunga meliputi seluruh jenis bunga. dalam hal ini relasi antara bunga dengan melati jenis bunga lainnya disebut hipernimi. Jadi, kalau melati berhiponim terhadap bunga, maka bunga berhipernim terhadap melati. 
Contoh lain, kata bemo dan kendaraan. kata bemo berhiponim terhadap kata kendaraan, sebab bemo adalah salah satu jenis kendaraan. Sebaliknya kata kendaraan berhipernim terhadap kata bemo sebab kata kendaraan meliputi makna bemo disamping jenis kendaraan lain ( seperti becak, sepeda, kereta api, dan bis ).  
Dalam definisinya  Verhaar (1978 :137)  di atas disebutkan bahwa hiponim kiranya terdapat pula dalam bentuk frase dan kalimat. Tetapi kiranya sukar mencari contohnya dalam bahasa Indonesia karena juga hal lain lebih banyak menyangkut masalah logika dan bukan masalah linguistik. lalu, oleh karena itu menurut Verhaar masalah ini dapat dilewati saja, tidak perlu dipersoalkan lagi.     
Karena konsep hiponimi dan hipernimi mengandaikan adanya kelas bawahan dan kelas atasan, adanya makna sebuah kata yang berada di bawah makna kata lainnya. Karena itu, kemungkinan sebuah kata yang merupakan hipernimi terhadap sejumlah kata lain, akan menjadi hiponim terhadap kata lain yang hierarkial berada diatasnya. Umpamanya kata bunga yang merupakan hipernimi terhadap kata Melati, anggrek, mawar, adenium , sedap malam, flamboyan dan kata-kata tersebut akan menjadi hiponimi terhadap kata tumbuhan. Mengapa demikian? Sebab yang termasuk kata tumbuhan bukan hanya bunga, tetapi juga rumput, pepohonan, lumut dan sebagainya. Selanjutnya tumbuhan ini pun merupakan hiponim terhadap kata makluk, sebab yang termasuk makhluk bukan hanya tumbuhan tetapi juga manusia. Konsep hiponim dan hipernimi mudah diterapkan pada kata benda namun agak sukar pada kata kerja dan kata sifat.








Contoh  hiponim  ke dalam  kalimat  /  kata bahasa  arab
Binatang Ternak / الماشية
 السمك/  Ikan laut
Hewan   Reptil   لدبابة  
 الجاموس, الغنم, البقر, الدجاجة


  سمك القرش, الحوت, الدلفين, ام الحبر, السفن
التمساح, العظاية, الوزغة


Pustaka  Acuan

Verhar, J. W. M. 2001. Asas-Asas Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Gajah Mada University Press.         
Keraf, Goris. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.      
Suherlan dan Rosidin, Odien. 2004. Ihwal Ilmu Bahasa dan Cakupannya. Serang: Untirta Press.  
http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/-pengertian-hiponim/    di aksess tgl 10/10/2012/jam 4.59 wib.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Bimbingan Konseling di PAUD/TK, SD,SMP, SMA

Resensi buku Perencanan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru

TATA CARA DZIKIR AN-NAQSYABANDI KAIFIYAT DZIKIR