Resensi Buku MIcro Teaching



Makalah Resensi  ke 4
Resensi  buku MICRO TEACHING
Karya  Drs, Zainal Asril, M.Pd
Di susun oleh  : Saidani / PBA-B/ 2022110069
Judul Buku                 :            MICRO TEACHING
Penulis                         : Drs, Zainal Asril, M.Pd
Penerbit                       : PT RAJA GRAFINDO PERSADA JAKARTA
Cetakan                       : 2010
Jumlah halaman           : 182
Ukuran                                    : 13,5 x 20,5cm


Pedagogi yang ditarik dari kata "paid" artinya anak dan "agogos" artinya membimbing atau memimpin. Maka dengan demikian secara harafiah "pedagogi" berarti seni atau pengetahuan membimbing atau memimpin atau mengajar anak. Pedagogi berasal dari kata Yunani "dibayar," yang berarti anak plus "agogos," yang berarti memimpin. Oleh karena itu, pedagogi telah didefinisikan sebagai seni atau pengetahuan membimbing,memimpin atau mengajar anak.  
DAFTAR ISI
Bab 1
PEMBELAJARAN  DAN AKTIVITAS  PEMBELAJARAN
Belajar  adalah kehgiatan fisik atau badaniyah. Untuk hasil  yang di capai adalah berupa perubahan-perubahan dalam fisik. Pendapat lain mengatakan bahwa belajar adalah kegiatan ryhaniah atau  psychis. Sasaran yang di capai adalah  di sisni adalah perobahan-probahan jiwa. Sementara  pendapat secara tradisional adalah atau kebanyakan  orang  adalah mengumpulkan sejumlah ilmu.
Ahli pendidikan  modern merumuskan bahwa belajar adalah suatu bentk  pertumbuahan atau perobahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertongkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Ernest  R. Hilgard dalam bukunya Theoris of Learning  memberikan batasan   pengertrian belajar, ia menytakan bahwa  Learnig is a proses by an activity originates or changed thruogh  training procedures (whether is by laboratory or in the natural environment ) as distinguished from changes by factor not atribut able to training.
Dari pengertian bermacam-macam definisi oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa inti pembelajaranitu adalah sebagai proses perubhan tingkah laku pada diri individu dan individu dengan lingkungan.
A.  Pendahuluan
                   adanya suatu anggapan yang mengatakan bahwa orang yang akanmengajar cukup hanya menguasai bahan atau yang akan di ajarkan, berarti sudah cukup dapat mengajar dengan baik, anggapan itu kurang tepat, karena proses mengajar bukan hanya  sebgai transfer  ilmju saja (proses informative), tapi  juga mengandung unsur-unsur edukatif (mendidik). Seorang pendidik dalam proses pembelajaran harus mampu mentranfer ilmu pengetahuan, punya keahlian dan memililki nilai-nilai (transfer of knowledge, skill and value).
            Idealnya, dalam proses transformative edukatif perlu ada komunikasi antara pendidik dengan peserta didik yang mengandung unsur-unsur peadagogis(ilmu, seni mengasuh/mendidik/mengajar  anak), didaktis(bersifat mendidik ) dan psikologis(masalah-masalah kejiwaan). Untuk mewujudkan hak tersebut  paling tidak harus memiliki lima komponen dasar  praktik pembelajaran / mengajar . antara lain  :
1.      Tujuan mengajar ; artinya apa standar ketuntasan belajar minimkal yang harus di capai peserta didik ?
2.      Bahan (isi) pembelajaran , artinnya  perlu di pahami tentang materi yang akan di berikanagar proses transformative edukasi tersebut dapat di capai .
3.      Metode dan teknik  artinya  bagaiman cara menyampaikan materi agar bisa  sampai tujuan.
4.      Perlengkapan dan fasilitas, artinya untuk membantu tercapainya tujuan tujuan  pembelajaran tadi alat atau fasilitas apa yang dapat di pergunakan sehingga mendukung tercapainya   tujuan interkasi edukatif.
5.      Evaluluasi (penilaian) artinya untuk mengukur tercapai tdaknya tujuan interktif idukatif  tersebut di perlukan proses penilaian.
Kelima  komponen  tersebut merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai interaksi edukatif dalam proses pendidikan pembelajaran  melalui komunikasi antara pengajar dan yang belajar . versi   lain dikatakan bahwa proses pembelajaran lebih banyak ditentukan tiga komponen saja yaitu tujuan , metode, dan alat pembelajaran.
1.      Tujuan Mengajar
Langkah pertama yang  harus ditentukan oleh pengajar adalah menetapkan dahulu tujuan yang akan dicapai dari mata pelajaran itu. Dengan merumuskan tujuan jelas dari suatu bahan pengajaran, akan mudah mengarahkan kegiatan belajar anak didik dan memilih metode yang akan di pergunakannya .
Adapun  tujuan  mengajar adalah  :  perumusan kemampuan dan tingkah laku yang di harapkan dimiliki  oleh peserta didik setelah pelajaran selesai, oleh karena itu perumusan tersebut harus dirumuskan secara operational  yaitu  measureable dan testable.
Bila tujuan telah di tetapkan sesuai dengan bahanya  minimal sudah dimiliki pengajar sebelum mengajar, arah kemanakah peserta didik akan dibawa, maka tinggallah calon guru  mempersiapakan komponen lainya yang ahtkan menunjang tercapainya tercapainya tujuan tersebut .perlku mendapat perhatian bahwa tujuan yang akan di capai tidak semata-mata aspek pengetahuan dan  pemahaman  saja, tapi juga meliputi aspek-aspek lain seperti sikap, mental, minat, perhatian, kecakapan dan ketrampilan dll.
sebgai  contoh tujuan mengajar dari berhitung bilangan adalah  yakni: peserta di harapkan memiliki kemampuan memahami masalah bilangan , mengetahui  bagaimana menggunakan  bilangan tersebut, atau menghayatinya dan memiliki pengetahuan  dan sikap positip terhadap  masalah yang menyangkut bilangan. Atas dasar contoh seperti diatas  terdapat kriteria dalam merumuskan tujuan mengajar antara lain, yakni :
a.       Berpusat pada perubahan tingkah laku dankemampuan peserta didik , bukan pengajar dengan susunan kalimat yang didahului oleh kata-kata agar peserta didik  menjelaskan, membedakan, dan sebagainya .
b.      Dirumuskan secara operational dengan kata-kata yang jelas dan dapat diukur, misalnya  memahami, menyebutkan, menuliskan, membangdingkan, dan sebagainya.
c.       Harus dalam bentuk belajar yang diharapkan  dimiliki peserta didik setelah menempuh kegiatan belajar.
2.      Tujuan atau Teknik Mengajar
Dalam  proses interaksi edukatif kedudukan metode mengajar sangat penting, karena pengertian metode tidaklah hanya sekedar cara akan tetapi  merupakan teknik di dalam proses penyampaian materi pengajaran oleh sebab itu metode mengajar meliputi kemampuan mengorganisasikan kegiatan dan teknik mengajar sampai kepada evaluasinya.
Didalam istilah metode mengajar, terkandung dua  pengertian yang bial disatukan akan menjadi suatu pengertian yang menunjang pencapaian tujuan-tujuan pengajaran, bila dirinci antara metode dan mengajar, terdapat suatu hubungan yang kuat yang tidak dapat dipisahkan.
Metode berarti cara-cara atau teknik-teknik tertentu yang dianggap baik(efisien dan efektif), sedangkan mengajar bearti merangkaikan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau pengajar untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan kepada peserta didik (transfer of knowledge)
Banyak pendekatan, strategi, model, metode, teknik dan taktik yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Ragam metode dan model mengajar dapat memberi keleluasan kepada guru untuk menggunakan  variasi metode-metode mengajar.
Metode mengajar berfungsi untuk sebagai alat yang tetap untuk menambah partisipasipeserta didik dan menanamkan kepemimpinan dengan usaha menciptakan situasi mengajar dan belajar yang tepat dan berguna.
Di dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang merupakan yang merupakan salah satu factor penting  dalam proses interaksi edukatif, maka penggunaanya harus harus memperhatikan beberapa ketentuan sehingga benar-benar fungsional antara lain meliputi:
a.       Bahan pelajaran yang akan diajarkan
b.      Tujuan yang hendak dicapai
c.       Gunakan metode yang paling dianggap tepat dan gunaka alat bantu yang sesuai
d.      Hubungan antara metode dengan fasilitas, waktu, dan tempat
3.      Alat-alat Pelajaran
Khususnya alat peraga di harapkan calon guru menunjukan kreatifitasnya adalah : sediakan alat-alat peraga yang sesuai dengan bahan yang disampaikan. Sebab dengan alat-alat peraga sebgai media dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari penggunaan metode yang banyak manfaatnya dalam proses interaksi edukatif terutama dalam hal yang sulit di laksanakan  sebab terlau luas  atau terlalu kecil , bahaya, sangat kompleksnya, sudah lampau atau belum terjadi.
Manfaatnya  lai dapat di lihat pada unsur-unsur psikologis sebab dengan media/alat peraga yang baik akan menambah realisme sehingga orang menerima lebih menaruh perhatian atau lebih berrgetar emosinya terhadap suatu yang di sampaikan.
Dalam menulis persiapan tertulis calon guru mencantumkan alat-alat pelajaran ( perseorangan, atau klasikal seperti kapur, penghapus, papan tulis, dan sebagainya tapi tidak perlu ditulis karena sudah mafhun di ketahui.
Di samping alat peraga, calon guru benar-benar menunjukan kreatifitasnya sesuai dengan jurusan masing-masing, para calon guru harus mengetahui dan memahami korelasi daripada  materi yang disampaikan itu ke dalam kenyataan hidup sehari-hari disamping harus menguasai bahan serta kelengkapannya. Pada prinsipnya tiga komponen itu juga belum lengkap sebgai guru yang professional  sebaiknya mempelajari /memahami  metode mengajar, model mengajar, ketrampilan mengajar, strtegi mengajar, yang sesuai dengan perkembangan  teknologi.


B.  Etika Guru dalam Proses Pembelajaran
     Dimaklumi dan dimengerti bahwa masih banyak ada beberapa diantara para calon guru memiliki perasan takut atau ragu-ragu dalam menghadapi tugas praktik mengajar. Tetapi yakinlah bahwa perasaan takut tersebut akan hilang dengan sendirinya apabila calon guru sudah mulai terjun  dan mengikuti  latiahan mengajar beberapa kali  di kelas ataupun di sekolah  tempat calon guru berlatih bahkan akan merasa senang  dan menjadi gembira.
     Seyogyanya bagi calon guruyang baik dapat mencapai ide yang mulia, yentunya dengan membuat persiapan mengajar yang baik, dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan siap mental dan bahan yang akan diajarkan semuanya akan banyak membantu dalam mensukseskan pengajaran yang kan dilaksanakanya
     Guru yang baik itu cara pandangnya tidak hanya terfokus pada suatu yang menarik perhatian saja namun harus seluruh kelas, tidak parsial, bersikap tenang tidak gugup, tidak kaku, ambil posisi yang baik sehingga dapat dilihat dan didengar enak oleh peserta didik, senyuman dapat mengusahakan dan menciptakan situasi belajar yang sehat, suara yang terang dan adakan variasi sehingga suara yang simpatik akan selalu menarik perhatian anak-anak.Bangkitkan kreativitas peserta didik selama proses  kegiatan pembelajaran berlangsung.
     Usahakan  untuk menguasai bahasa pengantar yang baik dan betul, tulisanyang rapi, tujuan pebelajaranharus tercapai.
     Jika calaon gur mengalami kesulitan dalamlatiahn, maka sebaiknay para clon guru minta petunjuk-petunjuk, nasihat ataupertolongan kepada  pembimbing yang bersangkutan.

C.  Pengetahuan dan Penguasaan Teknik Dasar Guru Profesional
     Sudjiarto(1982) mengemukakan tujuh belas pengetahuan dan  kemampuan teknik dasar guru professional antara lain:
1.      Pengetahuan tentyang disiplin ilmu pengetahuan  sebagai sumber bahan studi
2.      Penguasaan bidang  studi sebagai obyek  belajar
3.      Pengetahuan tentang karakteristik  perkembangan peserta didik
4.      Pengetahua tentang berbagai model teori belajar (  umumdan khusus)
5.      Pengetahuan dan penguasaan berbagai proses belajar umum atau khusus
6.      Pengetahuan tentang karakteristik dan kodisi social, ekonomi, politik, budaya, sebagai latar belakang dan kontek berlangsungnya proses pembelajaran .
7.      Pengetahuan tentang proses sosialisasi dan kulturisasi
8.      Pengetahuan tentang pancasial sebgai pandangan hidup  bangsa
9.      Pengetahauan dan penguasaan berbagai media sumber belajar
10.  Pengetahauan  tentng berbagai jenis informasi kependidikan dan manfaatnya
11.  Pengetahauan tentang mengamati proses pembelajaran
12.  Penguasaan tentang  menyusun instrument  penilaian proses perkembangan  belajar
13.  Penguasaan berbagaimetode  model pembelajaran
14.  Penguasaan teknik merencanakan dan pengembangan program pembelajaran
15.  Pengetahuan tentang dinamika hubungan interaksi antar manusia dalam pembelajaran
16.  Pengetahuan tentang system pendidikan sebagai bagian terpadu dari berbagai system pembelajaran
17.  Penguasaan teknik memperoleh informasi yang di perlukan untuk kepentingan proses pembelajaran
D.  Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
     Uzair Usman  yang mengutip dari Adam & Decey dalam Basic Principles of Stdent Teaching  mengemukakan, bahwa peran dan tugas guru adalah mengajar, memimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipasi, ekspeditor, perencanan, supervisor, motivastor, dan konselor.
     Seiring dengan peran dan tugas di atas Mulyasa(2005) juga menambahkan  bahwa guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan dengan memosisikan diri sebgai berikut :
1.      Orang tua yng memilii kasih sayang pada peserta didiknya
2.      Teman, tempat mengadu mencurahkan perasaan hatinya peserta  didik
3.      Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan , melayani peserta didik , sesuai dengan miant dan kemampuan peserta  didik
4.      Memberikan sumbangan pemikiiiran kepada orang tua untuk memahami permasalahan yang dihadapi anak untuk mencarikan solusi
5.      Memupuk rasa percaya diri, berani, dan bertanggung jawab
6.      Membiasakan perserta didik bersilatuhrohmi dengan orang  lain secara wajar
7.      Mengembangkan  proses sosialisasi secara wajar antar peserta didik dengan lingkungan
8.      Engembangkan kreatifitas
9.      Menjadi pembantu jika diperluakan
Menurut Pulias Young (1988), Manan (1990), Yelon and Weintein (1977)  dan di kutip oleh Mulyasa (2005) dalam mengemukakan peran guru antara lain :
1.      Guru sebagai pendidik, artinya  panutan, idolanya bagi peserta didik, memiliki standar kualifikasi -kualitas pribadi yang bertanggung jawab , beribawa, mandiri, dan disiplin.
2.      Guru sebgai pengajar, artinya membantu pserta didik yang sedang berkembang untuk  mempelajar i suatu yang belum diketahuinya. Dalam kondisi ini guru di tuntut  untuk lebih terampil dalam membuat ilustrasi, mendefinisikan, menganalisa, mensintesa, bertanya, merespon, mendengarkan, menciptkan kepercayaan, memberikan pandangan bervariasi, menyesuaiakan metode pembelajaran.
3.      Guru sebgai pembimbing, artinya membantu mengarahkan proses pembelajaran yang berupa perkembangan  perjalanan fisik dan mental spiritual peserta didik.
4.      Guru sebagai pelatih, artinya memberikan pengualangan ketrampilan pembelajaran sesuai dengan kompetensi  yang telah di tetapakan dalam standar kompetensi dasar, indikator pencapaian, standar kompetensi minimal yang harus di capai.
5.      Guru sebagai pembaharu(inovator) artinya, pengalaman masa lalu yang tealh dialami oleh guru  akanmembawa makna yang sangat  berarti bagi peserta didik
6.      Guru sebgai penasihat  artinya , memberikan lauyanan konseling kepada peserta didik supaya mereka dapat memahami dirinya sendiri.
7.      Guru sebagai Model Teladan, artinanya  guru adalah menjadi teladan  bagi  bagi peserta didik  apa-apa yang di kerjakan guru akan  di tiru  oleh murid , seyogyanya seorang guru harus memperhatiakan sikap-sijkap yang terbaik di depan murid  maka perhatiak sikap dasar  bagi seorang guru di depan kelas : gaya bicara, kebiasaan kerja, berpakian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, perilaku neuritis , cara mengambil keputusan, gaya hidup secara umum.
8.      Guru sebagai Pribadi , maksudnya memeiliki krpribadian yang tercermin dalam tingkah laku sehari-hari
9.      Guru sebagai Peneliti, artinya mengembangkan kreativitas ilmiah  perlu penelitaian, sehingga kelemahan dan keunggulan yang terjadi dalam diri dapat di amati dengan
10.  Guru sebgai Pendorong  Kreativitas, dalam arti baikkecenderungan menciptakan, membangkitkan kesadaran
11.  Peran gur sebagai  sebgai pekerja rutin, melakukan sesuatu secara rutin continew , seperti pat waktu, membuat cacatan dan sebagainya.
12.  Guru sebgai pemindah kemah, maksudnya membantu peserta didik  meninggalakan kebiasaan lama, menuju sesuatu yang lebih cocok dan baru dengan kondisi  terkini.
13.  Guru sebagai pembawa cerita , artinya cerita di gunakan sebagai alat pengukur, walaupun cerita tersebut  dalam dongeng atau fiktif.
14.  Guru sebagai aktor, artinya melakukansesuatu sesuai dengan naskah yang disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan di sampaikan kepada penonton.
15.  Guru sebagai emansipator, mampu memahami potensi yang ada bagi peserta didik
16.  Guru sebagai evaluator,artinay mampu melakukan pengukuran terhadap perserta didik, tidak hanya penilaian kognitif, tetapi efektif dan psikomotorik . sementara Sudirman dalam bukunya  Interaktif dan Motivasi Mengajar juga mengklasifikasikan guru, antra lain  :
1.      Informative (sumber informative )
2.      Organisator (pengelola kelas)
3.      Motivator (pemberi doroangan kepada peserta didik )
4.      Director (pengarah kegiatan  belaja mengajar)
5.      Inisiator (pencetus ide-ide dalam proses pembelajaran )
6.      Transmitter (penyebar kebijakan sekolah)
7.      Fasilitator (memberi kemudahan dalam belajar )
8.      Mediator (penengah dalam kegiatan pembelajaran)
9.      Evaluator (penilalian prestasi belajar siswa didik)
E.   Srategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan pola umum rentetan kegiatan yang has di lakukan untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran perlu strategi agar tujuan tercapai dengan optimal. Cara yang ditetapkan sebagai hasil kajian strategi dalam proses pembellajaran dinamakan  metode.  Cara menetapkan metode  dinamakan teknik. Istilah strategi, metode dan teknik bisa disebut  model mengajar ( Model of Teaching).
       Joyce dan Marsha Weil mengupas  sebanyak 25 model, dalam bukunya  Model of Teachhing (1971). Mereka membagi model menjadi 4 kelompok   : yaitu
1.      Pertama  Pemrosesan informasi (the information processing family)
2.      Kedua Model Pribadi (the personal family)
3.      Ketiga Kelompok social (the social family )
4.      Keempat Model Tingkah Laku ( behavioral models of teaching )
Istilah strategi dan model  bisa di sebut lain dengan   pendekatan (approach). Konsep umum strategi pembelajaran dapat berarti suatu garis besar haluan pembelajaran untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Jika dihubungkan dengan srategi belajar mengajar, strategi dapat di artikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dalam membina  peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar untuk mencapai  tujuan yang telah digariskan. Ada emapat  strategi dasar dalam pembelajaran meliputi antara lain :
1.      Mengidentifikasi serta menetapakan spesifikasi dan kualifikasi  perubahan tingkalaku dan kepribadian peserta didik sebagaimana yang di garapakan
2.      Memilih system pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat .
3.      Memilih dan menetapakan prosedur, metode, dan tknik belajar mengajar yang paling tepat dan efektif , sehingga dapat di jadikan pegangan guru dalam menaikan kegiatan  mengajar.
4.      Menetapakan Norma-norma dan batas minimum keberhasialan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan  pedoman guru  dalam melakukan  evaluasi  hasil kegiatan  pembelajaran  yang selanjutnya, yang selanjutnaya dapat  di jadiak umpan  balik buat penyempurnaan  system   instruksional  berikutnya  secara keseluruahan .
F.   Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Menurut  Trbarani Rustam dkk, terdapat masalah sehubungan denganstrategi pembelajaran yang secara keseluruahan di klasifikasiakan menjadi sebagai berikut  :
1.      Konsep dasar strategi  pembelajaran
2.      Sasaran kegiatan pembelajaran
3.      Proses pembelajaran sebagaia suatu system
4.      Hakikat proses pembelajaran
5.      Entering  Behavioral Learning
6.      Pola-pola belajar peseta didik
7.      Memilih sitem belajar mengajar
1.      Konsep dasar strategi , bahwa konsep dasarnya meliputi   yaitu  :
a.) menetapakanspesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
b.) menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan masalah pembelajaran
c.) memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar 
d.) menerapkan norma  kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
2.      Sasaran kegiatan pembelajaran : setiap kegiatan pembelajaran mempunyai sasaran atau tujuan. Tujuan itu berjenjang mulai dari yang sangat operational dan kongkrit , yakni  tujuan pembelajaran khusus (standar kompetensi) dan tujuan pembelajaran   umum (kompetensi dasar dan indikator pencapaian ),tujuan kurikuler, tujuan nasional, sampai kepada tujuan yang bersifat universal  dan jelas standar ketuntasan  belajar minimal yang di capai siswa
3.      Proses pembelajaran sebgai suatu system  : pembelajaran sebagai suatu sistem intruksional yang mengacu pada pengertian seperangkat  komponen   yang saling terkait  satu sama lain untuk mencapai tujuan . sebgai suatu system, pembelajaran meliputi  komponen-komponen  antara lain meliputi : tujuan, bahan ajar, siswa,guru, metode, situasi, dan evaluasi agar tujuan tercapai maka semua komponen itu harus di organisasikan. Bergagai persoalan yang biasa di hadapi guru antara lain adalah :
a.       Tujuan apa yang mau di capai
b.      Materi pelajaran apa yang di perlukan
c.       Metode mana yang harus di pakai
d.      Prosedur apa saja yang akan di tempuh untuk melakuakan evaluasi
4.      Hakikat Proses Pembelajaran : belajar adalah proses perubahan perilakau berkat pengalaman dan latihan  artinya  tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampialan maupun sikap  bahkan meliputi aspek organisme  pribadi
5.      Etering Behavior Learning  : hasil pembelajaran tercemin dalm perobahan tingkah laku, baik secara material –subtansional, maupun secara behavior. Permasalahanya adalah kepastian bahwa tingkat prestasi yang dicapai oleh peserta didik adalah benar  merupakan hasil kegiatan pembelajaran  yang bersangkutan , untuk kepastianya seharusnya guru mengetahui seharusnya guru mengetahui karakteristik  perilaku siswa saat mereka melangsungkan kegatan belajar mengajar. Itulah yang di maksud dengan Entering Behavior Siswa.
Menurut Abin samsudin Entering Behavior dapat didefinisikan dengan cara  sebagai berikut  :
a.       Tradisional, telah lazim guru mulai dengan pertanyaan mengenai bahan yang pernah diberikan sebelum menyajikan bahan baru;
b.      Modern inovasi, guru tertentu di berbagai lembaga pendidikan yang memiliki  instrument atmbangkan au mampu mengukur prestasi belajar dengan syarat mengadakan pre test sebelum mereka mulai mengikuti program pembelajaran.
Gambaran tentang Entering Behavior, pada peserta didik banyak menolong guru antara lain sebagai  berikut  : yaitu,
a.       Untuk mengetahui seberapa jauh kesamaan individual siswa dalam taraf kesiapan (readine), kematangan (maturation), serta tingkat penguasaan materi (matery) pengetahuan dan ketrampilan dasar bagi penyaji bahan baku.
b.      Perilaku siswa tersebut dapat dipertimbangkan dan memimilih bahan, prosedur, metode, teknik serta alat bantu belajar mengajar yang sesuai.
c.       Dengan membandingkan nilai proses dengan hasil pasca test, atau setelah menjalani program kegaiatan belajar mengajar, guru akan mendapa petunjuk seberapa jauh dan seberapa banyak perubahan perilaku itu telah terjadi dalam diri siswa. Perbedaan antara pre test dengan pasca test, baik secara individual maupun secara kelompok  merupaka indikator prestasi atu hasil pencapaian yang nyata sebgai pengaruh proses pembelajaran.
Ada tiga dimensi dari  entering behavior yang perlu di perhatikan oleh guru
a.       Batas-batas ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan dikuasai oleh siswa
b.      Tingkatan tahapan materi pengetahuan, terutama kawasan pola-pola sambuatan atau kemampuan yang telah dimiliki siswa
c.       Kesiapan dan kematangan fungsi-fungsi psikotik.
Sebelum merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru harus dapat mejawab pertanyaan :
a.       Sejauh mana batas-materi pengetahuan yang telah di kuasai dan di ketahui oleh peserta didik yang akan diajar
b.      tingkat dan tahab serta jenis tahab kemampuan manakala yang telah di capai dan dikuasai oleh peserta didik  bersangkutan
c.       apakah suswa sudah cukup siap dan matang untuk menerima bahan dan pola-pola perilaku yang di ajarkan
d.      berapa jauh motivasi dan minat belajar  yang di miliki oleh peserta didik sebelum belajar di mulai

6.      Pola-pola Belajar Peserta Didik
Robert M. Gagne  membedakan pola-pola belajar siswa kedalam delapan tipe. Yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain dan membentuk sebuah hirarki  : yaitu
a.      Belajar Tipe Signal  : Signal Learning   belajar ini merupakan tahab dasar, yang tidak menuntut persyaratan namun merupakan hirarki yang harus dilalui untuk mencapai pada tipe belajar yang paling tinggi. Signal learning dapat diartikan sebagai proses penguasaan pola-pola dasar perilaku bersifat involuntary (tidak sengaja dan tidak didasari tujuan ). Dalam tipe ini terlihat aspek reaksional emosional di dalam kondisi yang diperlukan bagi kondisi berlangsungnya belajar tipe ini. Adala dengan diberikan stimulus(signal) secara serempak, perangsang tertentu secara berulang kembali. Mirip dengan conditioning  meurut Pavlov  yang timbul setelah sejumlah pengalaman tertentu, respon yang timbul bersifat umum dan emosional.
b.      Belajar tipe Stimulus Response Learning  ( belajar Stimulus Respons)   tipe ini dapat di golongkan dalam jenis  classical condition (Knible, 1961) atau belajar dengan trial and error (mencoba-coba) kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe ini adalah factor inforcement ( diperkuat).
c.       Belajar Tipe Chaining ( rantai atau rangkaian ) Chainiong adalah  belajar menghubungkan satuan ikatan S-R (stimulus-respon) yang satu dengan yang lain. Konsidsi yang diperlukan bagi berlangsungnya tipe ini adalah  antara lain, secara internal anak didik sudah harus terkuasai sejumlah satuan pola S-R baik psikomotorik maupun verbal . selain itu prinsip kesinambungan, pengulangan dan reinforcement (penguatan) tetap penting bagi berlangsungnya  prosese chaining.
d.      Belajar Tipe Verbal Assosiation  ( asosiasi verbal)  yaitu: baik chaining  maupun verbal lilain. Bentuk verbal sederhana antara lain diperlihatkan  suatu bentuk geometris , missal bujur sangkar , bola dll.
e.       Belajar tpe Discrimination Learning ( belajar diskriminasi)  yaitu : belajar mengadakan pembeda. Dalam tpe ini aanak didik  mengadakan seleksi dan pengujian di antara dua perangsang  atau sejumlah stimulus yang berbeda  yang diterimanya, kemudian memilih pola-pola yang yang paling di anggap sesuai. Contoh anak dapat mengenal bebrapa merk mobil .
f.        Belajar Tipe Concept Learning ( Belajar Konsep )  yaitu :  adalah belajar pngertian, dengan berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari sekumpulan stimulus dan obyek obyeknya, ia membentuk suatu pengertian atau kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumya. Belajar konsep ini manusia sangat mungkin karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi internal  tentang dunia dan sekitarnaya dengan menggunakan bahasa. Mungkin binatang juga melakukan demikian tapi sangat terbatas.dengan konsep ini manusia dapat menggolongkan dunia dan sekitarnya, misalanya menggolongkan warna, bentuk, besar , jumlah dsb.
g.      Belajar Tipe Rule Learning ( Belajar Aturan  )  adalah belajar  membuat generalisasi, hokum, dan kaidah. Pada tingkat ini  peserta didik  belajar mengkombinasi berbagai konsep dengan mengoperasiak kaidah-kaidah logika, logika formal (induktif, deduktif, analisa, sintesa, asosiasi, difensiasi, komparasi, dan kasalitas). Sehingga anak dapat menemukan konklusi tertentu yang mungkinselanjutnya dapat di pandang  sebagai “Rule”  : prinsip, dalil, aturan, hokum, kaidah, dan sebagainya.
h.      Belajar tipe problem solving (pemecahan masalah )  adalah belajar memecahkan masalah pada tingkat ini persrta didik belajar merumuskan masalah dan memecahkan masalah, memberikan respon terhadap rangsangan yang menggambarkan situasi problematik,dengan menggunakan beberapa kaidah yang di kuasai. Menurut john dewey  belajar memecahkan masalah yaitu : individu menyadari masalah bila ia menghadapi situasi kondisi  keraguan dan kekaburan  sehingga merasakan adanya semacam kesulitan.  Langkah-langkah memecahkan masalah adalah sebgai berikut :
1.)    Merumukan fakta pendukung dan menegaskan masalah, individu merasakan kesulitan kemudian  memetakan  letak sumber kesulitan kemudian mencari jalan pemecahanya.
2.)    Mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesa, individu mencari  menghimpun informasi yang releva, kemudian mengidentifikasi berbagai alternative  kemungkinan  dan pemecahan yang di rumuskan dengan  dengan pertanyaan jawaban  yang sementara perlu pembuktian (hipotesa ).
3.)    Mengevaluasi alternative  pemecahanyang dikembangkan  : setiap alternative pemecahan di timbang darisegi untung ruginya. Selanjutnya di lakukan pengambilan keputusan memilih alternative yang di pandang paling mungkin(feasible) dan menguntungkan.
4.)    Mengadakan pengujian  atau verifikasi mengadakan ujian secara eksperimental alternative serta pemecahan yang di pilih, di praktekan atau di laksanakan, dari hasil pelaksanaan itu diperoleh informasi untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis yang telah di rumuskan.

7.      Memilih System Belajar Mengajar: para hali telah mencoba mengembangkan berbagai cara pendekatan atau system pelajaran menarik perhatian akhir-akhir ini adalah m pengajaran atau proses belajar mengajar. Berbgai system pelajaran yang menarik perhatian akhir-akhir ini adalah enquiry-discovery approach. Enquiry discovery learning   adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam system pembelajaran ini  guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tapi peserta didik diberi peluang untuk mrncari dan menemukan sendiri dengan menggunakan teknik-teknik pendekatan pemecahan masalah.secara garis besarnya prosedurnya adalah demikian
a.       Simulation  : guru bertanya dengan mengajukan persoalan , atau menyurauh anak untuk membaca atau mendengarkan uraian yang membuat permasalahan.
b.      Problem statement  peserta didik di beri kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan, di pilih yang paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan, permasalahan itu selanjutnya di rumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis  yakni pertanyaan sebgai jawaban yang sementara.
c.       Data collection, untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (colection) berbagai informasi yang relevan, membaca literature, mengamati objeck, wawancara dengannara sumber, melakukan uji coba sendiri dsb.
d.      Data Prosecing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebgainya, semua di olah di klasifikasi, di tabulasi, bahkan bila  perlu  di hitung dengan cara tertentu serta di tafsirkan pada tingkat kepercyaan tertentu.
e.       Verification atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan data dan tafsiran atau informasi yang ada, peryataan atau hipotesa yang telah di rumuskan  terdahuku itu kemudian di cek apakah terjawaban atau tidak apakah terbukti apa tidak.
f.       Generalization, tahap selanjutnya erdsarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu. System belajar yang dikembangkan Bruner  menggunakan landasan pemikiran belajar mengajar hasilbelajar dengan cara ini lebih mudah di hafal dan di ingat, mudah di transfer untuk memecahkan masalah .pengetahuan anak didik yang bersangkutan jauh  lebih dapat menumbuhkan motivasi intrinsic, karena anak didik lebih puas  atas penggunaanya sendiri.

G.  Petunjuk Operational Pembelajaran  : keberhasilan  seorang guru dalam menjalanakan profess, sering mendapat kesulitan karena bervariasinya tingkat kemampuan peserta didik. Ada syarat pokok yang perlu di ketahui dalam menjalankan proses pembelajaran di kelas, bahkan merupakan persyaratan  yang vital perlu di wujudkan setiap kali memasuki kelas, persyaratan tersebut adalah :
1.      Membuat persiapan mengajar yang baik
2.      Memakai metodologi mengajar yang tepat, serasi dan selaras dengan materi, kemampuan dan kondisi peserta didik di kelas.
3.      Menguasai ilmu pelajaran dan tidak samar-samar
4.      Siap mentl menghadapi peserta didik yang beraneka ragam dan perilaku
5.      Mencintai tugas sebgai profesi
6.      Memiliki bakat (wibawa) sebagai guru
7.      Rajin, sabar, dan menekuni tugas yang di emban
8.      Ikhlas memberikan ilmu, sehingga bangga dengan banyak peserta yang didiknya  berhasil menjadi orang yang memiliki dedikasi tinggi dan berguana bagi nusa dan banggsa
9.      Punya profil dan performent yang meyakinkan
10.  Mengenal latar belalakang nama peserta didik
11.  Selalu menampilka wajah ceria
12.  Melaksanakan tugas dengan sepenuh hati
13.  Memiliki sikap percaya  diri, simpatik dari peserta didik , lingkungan masyarakt dan pergaulan sehari-hari
14.  Kedatangan di sambut dengan baik, sehingga merasa rugi jika gurunya tidak datang
15.  Memahami model, dan strategi dan ketrampilan mengajar.
Semua prsyaratan diatas adalah merupakan persayratan yang dapat dijadikan acuan atau pedoman bagi guru professional. Guru yang baik dan professional adalah guru yang menguasai materi dengan baik dan juga mampu mengaplikasikan , memiliki nilai-nilai (Transfer of knowledge, transfer of skill,  dan transfer of value ).
Sebaik apapun rancangan disusun dengan baik tapi perlu di alokasi waktu dengan  baik.
Untuk menyampaikan materi tersebut, diantaranya perlu memperhatikan tahapan penggunaan waktu dengan sebaik-baiknya secara efesien da sistematatis, langkah pembagia waktu selama 45 menit itu adalah  rincian dan pelaksanaan proses pembelajaran sebagai berikut :
a.       Mencek kehadiran , mengatur tempat duduk, mengamankan suasana kelas sebelum belajar
b.      Apersepsi, memberikan kesadaran, pandanagan, keinsyafan. Dalam pandangan  lain dijelaskan sama dengan perceive  yaitu memahami pelajar yang di berikan kepada guru atau memberikan kesadara sepenuh hati pada siswa  mengikuti proses pembelajaran dengan melalui penghayatan, dan rangsangan  fantasi, kesan-kesan dalam waktu 3 menit
c.       Pre-test  mengulang pelajaran lama di hungkan dengan pelajaran yang baru, selam 5 menit
d.      Menyajika pelajaran baru(poko baru ) selam 25 menit
e.       Post test, memberikan evaluasi terhadap proses pembelajaranyang telah diberikan selama 8 menit
f.        Menyimpulakan pelajaran dengan menyimpulkan, baca doa dsb  selama 2 menit

Disamping persyartatan yang optimal yang harus di ketahui guru, sorang  guru peun idealnya harus mempunyai persiapan  :
g.      Buku persiapan mengajar, dalam bentuk satuan pembelajaran atau rencana pembelajaran. Yang isisnya tujuan pembelajaran umum, tujuan pemeblajaran khusus, materi, alat dan sumber, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi.
h.      Mengkondisikan kelas / Situasi dan suasana kondisi di dalam kelas sangat membantu berlangsungnya  kegiatan mengajar seperti kebersiahan kelas, kenyamanan ruang kelas, cahaya yang menyinari ruagn kelas, tempat duduk peserta didik, pintu masuk, posisi papan kelas tulis, suasana panas gelap.  Syarat mutlak  dimiliki guru adalah perlu memahami  how does the  teacher  plan for unit teaching in the class.  Jawabanya adalah  planning to producing  results and planning to development process. 
Disamping pemanfatan waktu, juga guru harus mengetahui teknik pemanfatan cara menulis dipapan tulis, tujuanya adlah untuk memperlihatkan kebersiahan dan kerapian catatan, kewibawaan menulis, tulisan yang baik dan rapi akan di contoh anak didik dengan rapi ditulis dibukunnya sendiri seperti di papan tulis. Langkah-langkah pemanfatan papan tulis tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Menulis hari, tanggal, tahun dibagian pojok kanan atas dan sebaiknya papan tulis perlu di berigaris pinggir kiri , kapan perlu juga dibuatkan tanggal tahun  arab
b.      Menulis judul pokok dan sub judul, pembahasan yang akan di sajikan
c.       Jika menulis dengan ayat qur’an pergunakan garis pinggir dengan jarak 20 cm
d.      Menulis kata-kata sulit, kalimat baru , kalimat kurang di mengerti dengan sistematis diberi penjelasanya.
Posisi seorang guru di dalam menyampaikan proses pembelajaran di kelas harus mendapat perhatian serius  sebab bisa menambah khasanah ketertiban kelas, dan proses pembelajaran yang bermakna di dalam kelas kita  mengajar  sebaiknya berdiri sebab pelajaran  dapat diterima langsung  oleh pesrta didik dari pada  seorang guru  yang memberikan pelajaran sambil duduk, idealnya seorang guru dalam mengajar itu berdiri dan berjalan-jalan seperlunya. Untuk lebih jauh mendalami point-point itu perlu di perinci sebagai berikut :
a.       Waktu mengajar dikelas guru di harapaka tidak menetap pada satu tempat, kecuali dalam keadaa diskusi
b.      Guru berdiri di ruang kelas bagian tengah di antara deretan tempat duduk siswa
c.       Pandangan guru multiarah, tidak focus satu arah di sebabkan yang cantik saja
d.      Saat menulis di papan tulis tidak etis membelakangi lama-lama, berdidir disamping papan tulis dengan posisi miring ssambil memberi pelajaran
e.       Jika guru capek berdiri silahkan duduk dengan posisi miring dari posisi peserta  didik sambil memberi pelajaran
f.       Jika peserta didik berbaris sebaiknya  masuk kelas guru idealnya berdiri di depan pintu
g.      Jaga jarak buku dengan matanya sekitar 30 cm
Posisi tempat duduk  perlu di atur dengan mempertimbangkan kesehatan, dll jadikanlah peserta didik seperti anak kandung sendiri
Menentukan sejauh mana kemajuan atu perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran yang sudah di capai  adalah perlu  dengan evaluasi,salah satu alatnya adalah dengan bentuk test. Jenis test yang di lakukan seperti  bentuk true – false (benar- salah), Maching (menjodohkan), Fil-in  ( Isian ), Complation ( menyempournakan kalimat ), Multiple Choice( piliha ganda ). Pilihanganda mempunayai variasi sebagai berikut piluihan ganda biasa , korelasi, analisis kasus, hubungan anta hal dan bentuk diagram. Test dapat dilakuakn secara periodic dan terencana. Sasaran akhir dari pelaksanaan test adalah perobahan prestasi hasil belajar siswa. Di samping jenis test  tersebut diatas perlu di ketahu ada beberapa jenis model test yang lain :
1.      Interview and converences, artyinay test wawancara
2.      The case study approach, artinanya pendekatan yang digunakan untuk mengamati persoalan kasus yang trjadi pada siswa
3.      Mental naturity and intelligency  artinya mengamati tentang kecerdasan siswa
4.      Achievement artinya mengamati prestasi proses belajar siswa
5.      proficiency mengamati keahlaian siswa
6.      diagnostic test untuk mengamati kelemahan-kelemahan siswa
7.      placement test penempatan siswa  untuk menempati tingkat tertentu
8.      aptitude test mengetahui bakat atau pembawaan siswa
BAB II
PEMBELAJARAN MICRO
A.  Pendahuluan
Tugas pokok guru adalah  mengajar, mengajar butuh seni dan bakat. Umar Hamalik (1999) mengatakanbahwa guruadalah suatu profesi, artinya suatu jabatan tersendiri yang menentukan keahlian sebagai guru, dapat dilakukan oleh setiap orang, namun tidak semua orang memiliki memiliki keahlian keguruan, tetapi di bentuk oleh terlebih dahulu.  Most teacher are not, born, but are building.  Persyaratan seorang guru professional adalah ada 9  persyaratan  yaitu :
1.      Memiliki pengetahuan ilmu dlam bidang study melalui pendidikan yang lama
2.      Mempunyai pengalaman yang banyak
3.      Profesi di hargai dan di akui
4.      Memperoleh nafkah dari pekerjaanya
5.      Berdedikasi tinggi dalam melaksanakan tugasnya
6.      Selalu berusaha membangun ilmunya
7.      Loyalkitas terhadap teman se-profesinya
8.      Memiliki kode etik
9.      Memiliki organisasi profesi
B.  Pengertian Pembelajaran Micro Teaching
Pembelajaran micro teaching dapat di artikan sebagai cara latihan ketrampilan keguruan atau praktik mengajar dalam lingkup kecil / terbatas. Mc. Knight (1979) mengemukan, Micro Teaching has been described as scaled down teaching encounter designed to develop new skill and refine  old ones. Sementara itu Mc. Laughlin & Moulton, mendefinisikan bahwa Micro Teaching adalah  Micro teaching is as performance training method designed to isolaled the component parts of teaching process, so that  the trainee can master each component one by one in a simplifield teaching situation.
Dari pengertian di atas  dapat di pahami pembelajaran micro teaching adalah sbuah model pembelajaran yangh di kecilkan atu disebut dengan real teaching. (Allen and Ryan, 1969) jumlah pesertanay adalah 5-10orang, ruang kelasnya terbatas, waktu pelaksanaanya berkisar antara 10-15 menit, terfokus pada ketrampilan mengajar tertentu, pokok bahasanya di sederhanakan.
       Micro Teaching di jadikan salah satu mata kuliah berbobot 2 sks yang harus di ikuti oleh seluruh mahasiswa dari semua jurusan Ilmu Kependidikan dibawah naungan lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).
C.  Landasan Pemikiran, Tujuan Sasaran, dan Fungsi Pembealajaran Micro
Fakultas Tarbiyah sebuah Lembaga LPTK salah satu Lembaga Pedrguran Tinggi Islam yang menyelenggarakan pendidikan akademik professional pendidikan akademik yang berfokus pada pembentukan kemampuan akademik di bidang pendidikan, sedangkan pendidikan professional di arahkan untuk membentuk calon pendidik yang terampil di bidang Ilmu Keguruan.
Pada awalnya perkuliah di programkan di bidang study secara teoritis, untuk menguji ketepatan teori-teori tersebut di pandang perlu untuk di selenggarakan praktek mengajar dalam bentuk pembelajaran  micro.  
T. Gilarso dalam bukunya Program Pengalaman Lapangan  mengutip pendapat Flanders dan Brown  mengemukakan bahwa prinsip dasar yang melandasi program micro teaching adalah  :
1.          Direncanakan, didalamnya mengenai materi, metode, tujuan, kegiatan belajar  mengajar, alat-alat bantu yang digunakan mengajar, tingkah laku dan penampilan.
2.          Nyata, terjadi di kelas artinya diwujudkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar secara konkrit
3.         Bayangan sekaligus di rasakan, dalam diri pengakar akan sesuatu gambaran mengenai tingkah lakunya sendiri, mencermati pendapat diatas dapt diseimpulkan ada tiga langkah untuk meningkatkan ketrampilan professional guru yaitu planning (persiapan), performance (pelaksanaan mengajar ), dan perception (baliakn, keterbuakaan mau belajar dari pengalaman )
Tujuan diselenggarakan pembelajaran micro menurut T.Gilarso  terbagi dua yaitu pembelajran khusus dan pembelajaran umum ,tujuan khusus untuk melatih calon guru untuk terampil dalam membuat design pembelajaran, mendapatkan profesi keguruan, menumbuhkan percaya diri. Tujuan Umum melatih kemampuan dan ketrampilan dasar keguruan.
D.   Prosedur Pembelajaran Micro
Pelaksanaan pembelajaran miocro bertujuan membekali calaon guru dengan sejumlah ketrampilan dasar mengajar dan akan dipraktikan didepan kelas.siklus pembelajaran micro dapat diliaht pada gb. 1.
Siklus Pembelajaran Micro






















 









                                                                                                                                                                                           


E.    Manfaat Pembelajaran Micro
Dengan bekal Micro teaching teaching terdapat beberapa  manfaat dapat diambil antara lain :
1.       Mengembangkan dan membina ketrampilan tertentu calon gur dalam mengajar
2.       Ketrampilan mengajar  terkontrol dan dapat dilatihkan
3.       Perbaikan atau penyempurnaan secara tepat dapat segera dicermati
4.       Latuhan penguasaan ketrampilan mengajar lebih baik
5.       Saat latihan berlangsung calon guru dapat dapt memusatkan dapat memusatkan perhatian secara obyektif
6.       Menuntut dikembangkan pola observasi yang sistematis dan obyektif
7.       Mempertinggi efesiensi dan efektifitas penggunaan sekolah dalam waktu praktik mengajar yang realtif singkat.
F.    Langkah-langkah Prosedur Pembelajaran Micro
Ada liam langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pembelajaran  micro yaitu, antara lain  :
1.         Pengenalan ( pemahaman konsep pembelajaran micro )
2.         Penyalinan model diskusi
3.         Perencanaan / perencanaan mengajar
4.         Praktik mengajar
5.         Diskusi feed back / umpan balik
G.   Hubungan PembelajaranMicro dengan Program Pengalaman Lapangan
Pembelajaran micro bukan pengganti praktik lapangan, melainkan bagiandari program pengalaman lapangan yang berusaha untuk menimbulakn, mengembangkan serta membina ketrampilan-ketrampilan tertentu dari calon-calon guru dalam menghjadapi kela. Sehubungan hal tesebut di atas berikut ini kami kemukakan beberapa alternative yang menggambarkan kedudukan program pengjaran micro dalam ruang lingkup program pengalaman pada gambar :
Gr 2 : Pembelajaran Micro dan PPL




























 










H.   Peran Supervisor (Dosen Pembimbing ) dalam Pem,belajaran Micro
Peran dosen pembimbing atau supervisor, merupakan salah satu unsur terpenting dalam pembelajaranmicro. Fungsinya sebagai pengelola proses belajarmengajar dan memberikan bimbingana terhadap calon gur. Disamping membantu calon guru memilih model pembelajaran yang tepat, membantu mendesain pembelajaran yang tepat, dan memberikan umpan balik.
Peran feed back  yang obyektif segera dapat dimasukan sebgai solusi yang tepat terhadap perbaikan proses pembelajaran selanjutnya, seyogyanya dosen pembimbing memerlukan ketrampilan mengobservasi dan menganalisis proses pembelajaran, terampil daalm menggunakan alat eavaluasi dan mampu menjelaskan bermacam-macam ketrampilan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

Bab  III
SISTEM PENGELOLAAN DAN PENGOPERASIAN LABORATORIUM MICROTEACHING
A.      Pengelolaan
            System pengelolaan  pembelajaran micro dilaksanakan oleh UPT PPL di bawah koordinasiDekan selaku penanggung jawab di lapangan, mata kuliah ini memiliki bobot 2 sks, dilaksanakan pada semester VI atau VII untuk strata I (S.1), dan Semester 1 pada program Akta IV.
            Mahasiswa yang mengambil mata kuliah  micro atau PPL I harus sudah lulus mata kulia Dasar-dasar kependikan , Psikologi Pendidikan Psikologi Belajar, Perencanaan Pengajaran atau Perencanaan system PAI, atau Desain Pembelajaran, Metodologi Pembelajaran, Profesi dan Etika Keguruan, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum serta Evaluasi Pembelajaran.
B.       Sistem Pengoperasian Peralatan
Sebelum mahasiswa melaksanakan proses pembelajaran materi kuliah micro teaching(PPL I) di laboratorium, pemberian materi kuliah didahului dengan beberapa kali pertemuan danpengenalan terhadap peralatan yang akanduguanakan dalam pembelajaran mcro di kelas, teknisi atau operator memperkenalakan fungsi dan jenis-jenis peralatan yang tersedia dan digunakan di laboratorium mcro teaching.
Adapun alat-alat yang diguakan adalah yang tersedia di laboratorium micro teaching adalah  antara lain :
1.      Kamera Vedio Digital
2.      Standart Kamera
3.      Kaset Video Kamera Digital
4.      Video Kaset Player
5.      TV Monitor
6.      DVD
7.      Title Maker Videonic
8.      Kamera Video Handcam
9.      Kaset Kosong Handcam
10.  Laptop
11.  Proyektor
12.  Tape Recorder
13.  OHP ( Overhead Proyektor)
14.  AC ( air condition)
C.       Tugas Pembimbing da Mahasiswa
Imbingan Kegiatan pembimbingan yang dilkukan oleh dosen kepada mahasiswa yang di bawah bimbingan mengacu kepada  tugas dosen pembimbing. Jadwal bimbingan diatur tersendiri, namun tugas pokoknya adalah sebgai berikut :
1.      Tugas coordinator Pembimbing
a.       Memantau pelaksanaan kuliah mcro teaching dalam kelas
b.      Mengkoordinasikan pelaksanaan  kuliah antar dosen
c.       Mengevaluasikan pelaksanaan tugas dosen pembimbing
2.      Tugas dosen pembimbing
a.       Memberikan penjelasan dalam oreintasi mahasiswa
b.      Membimbing pembuatan program satuan pembelajaran
c.       Memberikan penjelasan dalam pelaksanaan latihan ketrampilan khusus
d.      Mengevaluasi hasil latuah mahasiswa
e.       Mengatur tata laksaana kuliah micro teaching di dalam kelas
3.      Tugas Mahsiswa
a.       Mempelajari buku pedoman
b.      Mengikuti orientasi
c.       Membuat program RPP
d.      Menyiapaka alat Peraga
e.       Berpakaian dan bertindak sebagai guru ideal
f.       Mengikuti seluruh kegiatan kuliah mcro teaching sesuai jadwal
Catatan :
1.      Selama pembelajaran micro dan praktik pengalaman lapangan (PPLII) pakaianharus rapid an sopan
2.      Bersikap sopa, ramah, dan rendah hati
3.      Menggunakan bahasa yang baik, benar, dan sopan
4.      Selama proses pembelajaran micro berlangsung tidak boleh keluar masuk.


Bab  IV
KOMPONEN-KOMPONEN KETRAMPILAN DASAR DALAM PROSES
PEMBELAJARAN MICRO
A.      Pendahuluan
Sesempurna atau seideal apapun kurikulum, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru untuk mengimplementasikan, maka kurikulum tersebut belum dikatakan maksimal. Justru ketrampilan dasar menjadi guru dsangat diperlukan. Guru tidak dilahirkan tapi dibentuk terlebih dulu. Pembentukan performance guru yang baik adalah diperlukan ketrampilan dasar. Ketrampilan dasar adalah kketramplan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru.
Pada bagaian ini akan diuraikan ketrampilan-ketrampilan dasar mengajar (teaching skills) yang dapat diimplementasikan ke dalam  latihan pada proses latihan dasar micro yang harus dikuasai oleh calaon gurusebelum melaksanakan PPL di lembga pendidikan
Menurut Allen and Ryan (1969) dalam bukunya Micro Teaching mengemukakan  14 ple
1.      Stimulius Variation (variasi stimulus )
2.      Set Induction (siasat memulai pembelajaran )
3.      Closure (menutup pembelajaran)
4.      Silence and Non Verbal Cues ( isyarat )
5.      Reinforcement of student participation (penguatan dalam pembelajaran )
6.      Fluency in Asking Question (keaktifan bertanya)
7.      Probing Question (pertayaan melacak)
8.      Higher Order Question (bertanya tingkat tinggi )
9.      Divergent Question (pertanyaan belum pasti)
10.  Recognizing Atending Behavior (mengenal tingkah laku yang tampak )
11.  Illustrating and Use Example (penelusuran dan penggunaan contoh)
12.  Lecturing (berceramah)
13.  Planned Repetiting (pengulangan yang direncanakan )
14.  Completennes of Comunication (kelengkapan berkomunikasi)
Namun semua ketrampilan itu sangat bervariasi untuk lebih jelasnya dapat dicermati uraian sebagai berikut :
B.       Ketrampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and Closure )
       Komponen pertama mengajar adalah ketrampilan membuka dan menutup pelajaran.dalam membuka dan menutup pelajaran hrus memberikan pengantar atau pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan kepada peserta didik agar siap mental dan tertark untuk mengikutinya. Strategi membuka dan menutup pelajaran (set introduction & Closure) sebenarnay merupakan gabungan antara dua macam ketrampilan mengajar yang perlu di latih dalam micro. Ketrampilan oleh membuka dan menutup dalam istilah lain dikenal dengan set induction. Yang artinya usaha yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prokondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang di pelajarinya. Sehingga usaha tersebut memberi efek positip terhadap kegiatan belajar.
       Ketrampilan membuka dan menutup merupakan kunci dari seluruh proses pembelajaranyang harus dilaluinya. Sebab jika seorang guru sejak awal pembelajaran tidak mampu menarik perhatian peserta didik, maka oroses tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. kegiatan membuka dan menutup tidak hanya di awal pelajaran saja tapi disetiap awal kegiatan inti pelajaran.  Ini dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatin siswa, memberi acuan, membuat kaitan antara materi yang dikuasai peserta didik dengan bahan yang akan diajarkan.
       Inti dari persoalan membuka dan menutup pelajaran terkait dengan usaha guru dalam menarik perhatia siswa, memotivasi, memberi acuan tentang tujuan,  pokok persoalan yang akan dibahas serta pembagia waktu, mengaitkan  pelajaran yang telah dipelajari dengan topic baru, menannggapi siuasi kelas. Wardhani(1984) menyimpulkan  ketrampilan membuka adalah inti ketrampilan membuka adalah  menyiapakan mental peserta didik agar mereka siap memasuki persoalan yang akan dibahas, membangkitkan minat dan perhatian siswa apa yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.Sedangkan ketrampilan menutup  pelajaran adalah merupakan ketrampilan merankum inti pelajaran pada akhir kegiatan belajar.
       Menutup pelajaran( closure) yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran. Menurut hasil penelitian dari pakar pendidkan  bahwa kemajuan hasil belajar paling besar terjadi diakhir pelajaran dengan  cara memberikan suatu ringkasan pokok-pokok materi yang sudah dibicarakan. Kegiatan menutup pelajaran dilkukan bukan diakhir jam pelajaran akan tetapi pada setiap akhir pokok pembahasan .
       Adapun inti dari kegiatan menutup pelajaran adalah  : sebagai berikut
1.      Merangkum atau meringkas inti pokok pelajaran
2.      Mengonsolidasikan perhatian siswa pada masalah pokok pembahasan agar informasi yang diterima dapat membangkitkan minat dan kemampuan terhadap pelajaran selanjutnya
3.      Mengorganisasikan semua pelajaran yang telah dipelajari sehingga memerlukan perhatian kebutuhan yang berarti dalam memahami materi pelajaran
4.      Memberikan tindak lanjut berupa saran-saran serta ajakan pada  materi yang baru dipelajari.
Contoh : setelah melakukan tugas rutin seperti mengisi daftar hadir,  menyuruh siswa menyiapakan alat-alat tulisnya, guru langsung menerangkan pokok bahasan , setelah pelajaran selesai, nah anak-anak waktu sudah habis pelajaran kita tutup di lanjutkan minggu depan , assalamualaiakaum wr.wb.

C.        Ketrampilan  Mengelola Kelas ( Class Room Management)
         Tugas guru  di dalam kelas sebgaian besar adalah membelajarkan peserta didik dengan menyelidiki kondisis pembelajaran yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur peserta didik da sasaran  pembelajaran serta mengendalikan dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuab pembelajaran. Pengaturan yang berkaitan dengan penyampaian pesan pengajaran (intruksional) atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan  kondisi belajar kelas (pengelolaan kelas). Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal maka proses belajar berlangsung secr optimal pula, dan sebaliknya.
         Ketrampilan mengelelola kelas merupakan ketrampilan  guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan kelas ataupun melakukan kegiatan meremedial, gangguan   yang bersifat sementara dengan tindakan mendesiplinkan kelas dan gangguan yang terus-menerus perlu dengan tindkan meremedial pembelajaran/ kelas
Komponen Ketrampila Mengelola  Kelas  
Komponen Ketrampilan Mengelola kelas adalah sebagai berikut :
1.       Kehangatan dan keantusiasan
2.       Penggunaan  bahan yang menantang  akan meningkatkan gairah belajar siswa
3.       Perlu dipertimbangkanpenggunaan variasi media,  gaya belajar, dan pola interaksi
4.       Dierluan kelwesan tingkah laku guru dalam mengubah strtegi mengajar untuk mencegah gangguan  yang timbul
5.       Penekanan hal yang positif dan menhindari pemusatan perhatian siswa pada hal  yang negatif
6.       Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara membericontoh dalam  perbuatan guru sehari-hari.
Ketrampilan mengelola kelas dapat dibedakan menjadi  dua dengan  yaitu  yang berkaitan dengan
1.       Ketrampilan yang berkaitan dengan menciptakan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
a.         Menunjukan sikap yang tanggap
b.         Membagi perhatian
c.Memberi petunjuk-petunjuk jelas
d.         Menegur, teguran verbal yang efektif
e.         mengganggu jika pada suatu saat melakukan perbuatan yang positif.
2.       Ketrampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar optimal
Hal-jal yang harus dihindari oleh guru  dalam hal mempraktikan ketrampilan mengelola kelas  adalah sebagai berikut :
1.       Campur tangan yang berlebihan
2.       Kelenyapan perbuatan  yang menunjukan adanya kelenyapan dilihat dari tigkah laku guru yang gagal dalam melengkapi suatu intruksi, sehingga peny ajianya  menjadi terhenti untuk beberapa saat yang sifatnay menjadi mengganggu.
3.       Penyimpangan; penyimpangan terjadi karena guru sedemikian asyiknya membicarakan suau kegiatan yang keluar dari tujuan pembelajaran.
4.        Bertele-tele kesalahan ini terjadi sebab guru selalu mengulang hal-hal tertentu.
5.       Pengulangaan tindakan yang tidak perlu : kekeliruan ini ditandai oleh kegiatan guru yang membagi petunjuk cara terpisah dalam tiap kelompok, yang sebenarnya petunjuk tersebut dapat diberikan secara klasikal
Melihat demikian kompleks ketrampilan mengelelola kelas, maka penguasaan atau peahaman komponen ketrampilan menggunakan harus dikerjakan dan dilatih secara intensif.



D.        Ketrampilan Memberi Penguatan  ( Reinforcement
         Pada umumnya penghargaan memberi pengaruh positif pada kehidupan manusia, karena dapat mendorong dan memperbaiki tingkah laku seorang  sert meningkatkan usahannya. Memang merupakanfitrah manusia bahwa manusia ingin  dihormati, dihargai, dipuji, dan disanjung-sanjung, tentu ini semua dalam bentuk yang wajar.
         Intisari dari penguatanitu  adalah   respon terhadap  suatu tingkah laku positif yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadi tingkah laku tersebut.  Penguatan ini tidak boleh dianggap sepele  dan sembarangan, tetapi harus diperhatikan serius. Hal yang harus diperhatikan serius adalah  dalam menggunakan ketrampilan antara lain.
1.       Hindari komentar negative, jika peserrta tidak bisa menjawab dengan baik  jangan dibentak atau dihina.
2.       Kehangatan artinnya diperlihtkan dengan gerakan, mimic, suara serta anggukan yang serius
3.       Kesungguhan, dilaksanakan dengan serius tidak basa-basi
4.       Bermakna, jika guru bertanya dan siswa  menjawab, maka guru harus menjawab seperrti bagus, tepat, jempol dll
5.       Perlu ada variasi seperti anggukan, senyum, sentuhan, bagsu, gerakan tangan
Komponen-komponen penguatanantara lain  adaiah   dua kategori yaitu :
1.       Penguatan verbal, berupa kata-kata atau kalimat seperti saya senang, ya dan sebagainya,
2.       Penguatan non verbal, berupa mimik, dan gerakan tangan, dengan pendekatan , dan menggunkan sentuhan di gosok-gosok punggungnya, melalui kegiatan yang menyenangkan seperti menunjuk mereka menjadi ketua kelas. Dan penguatan tak penuh seperti  kata jawaban mu betul tapi perlu disempurnakan lagi.ng Small Disssion)cu
E.         Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil (Guiding Discussion )
         Membimbing diskusi kelompokk  bearti suatu proses yang teratur dengan melibatkan kelompok peserta didik dalam interaksi  tatap muka  kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman mengambil keputusan,  adapaun beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam diskusi kelompok  kecil antara lain.
1.       Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topic diskusi, kegiatan antra lain  merumuskan perhatian peserta didik pada tujuan dan topic yang akan didiskusikan, mengemukan masalah, catat kesalahan  yang menyimpang dari tujuan .
2.       Memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalahan  supaya jelas
3.       Menganalisa pendapat peserta didik,antara lain menganalisa  alasan yang dikemukakan memiliki dasar yang kuat 
4.       Meluruskan alur berfikikir siswa, mencangkup mengajukan beberapa pertanyaan menentang siswa untuk berfikir, memberikan conto-contoh verbal, memberikan waktu untuk berfikirdan memberikan dukungan terhadap siswa yang memberikan pendapat (mengungkapakan ) dengan penuh perhatian.
5.       Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi, terkait dengan semangat untuk dengan semangat berfikir siswa
6.       menutup diskusi, menutup kegiatan, membuat rangkuman hasildiskusi, menindaklanjti hasil diskusi, danmenilai hasil diskusi.
F.         Ketrampilan bertanya (questioning)
Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar dengan baik. hasil penelitian menunjukan bahwa pada umumnya  guru  tidak berhasil menggunakan teknik bertnya yng efektif. Ketrampilan bertanya menjadi penting jika dihubungkan dengan pendapat yang mengatakan berfikir itu sendiri adlah bertanya
         Bertanya merupakan ucapan verbal  yang meminta respons dari seseorang yang terkenal. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal seperti stimulasi efektif yang mendorong kemampuan berfikir, antara lain.
1.       Merangsang kemampuan berfikir siswa
2.       Membantu siswa dlam belajar
3.       Mengarahkan siswa pada  tingkat interaksi belajar yang mandiri
4.       Meningkatkan kemampuan  berfikir siswa dari kemampuan tingkat rendah ke kemampan tingkat tinggi
5.       Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan
Komponen-komponen yang termasuk dalam ketrampialn dasar bertanya adalah :
1.       Pengungkapan pertanayaan  jelas dan singkat
2.       Pemberian acuan  supaya siswa dapat menjawab denag tepat
3.       Pemusatan kearah jawaban yang diminta
4.       Pemindahan giliran menjawab
5.       Pembrian waktu berfikir
6.       Pemberian tuntunan bagi peserta didik yang mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyaan , setrategi tuntuanan perlu dikerjakan.
G.       Ketrampilan Menjelaskan Pelajaran ( Explaining)
         Pada umumnya memberi penjelasan adalah penyajian informasi secara lisan dan dikelola secara sistematis untuk menunjukan adanya hubungan antra satu dengan yang lainnya. Ciri utama ketrampilan menjelaskan ialah yaitu penyampaian informasi yang terencana dengan baik, disajikan dengan benar, serta urutan yang cocok. Beberapa alas an mengapa ketrampilqan menjelaskan perlu dikuasai, antara lain : yaitu
1.       Pada umumnya intraksi komunikasi dikelas didominasi oleh guru
2.       Sebagian besarn  kegiatan guru adalah informasi. Untuk itu efektifitas pembicaraan perlu ditingkatkan
3.       Menjelaskan dalam  buku sebab dalam buku sering kurang dipahami
4.       Informasi yang diperoleh siswa agak terbatas
Komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam penjelasan adalah:
1.       Merencakan pesan yang sampaikan
2.       Menggunakan contoh-contoh
3.       Memberikan penjelasan yang paling penting
4.       Mengajukan pertayaan kepada siswa yang belum dipahami

H.       Ketrampilan Mengadakan Variasi  ( Variation Stimulus)
       Kejenuhan dan kebonsanan yang dialami dalam kegiatan proses pembelajaran   yang terjadi. Ditambah lagi kondisi ruangan yang tidak nyaman, performance guru yang kurang menyenangkan  di hati peserta didik, matri yang diajarkan kurang menarik, dengan memperbaiki gaya mengajar guru  saja belum dapat mengatasi persoalan yang terjadi.namun dengan harapan bervariasinya proses yang tejadinya proses pembelajaran yang diberikan akan membawa cakraeala kecerahan bagi peserta didik. In adalah tujuan proses pembelajaran  variasi stimlus  adalah menumbuhkembangkan perhatian minat siswa agar belajar lebih baik. Sedangkan manfaat ketrampilan variasi dalam proses pembelajaran.
1.       Menumbuh perhatian peserta didik  didik
2.       Melibatkan peserta diidk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan proses pembelajaran
3.       Dengan bervariasinya cara gur menyampaiakan proses pembelajaran, maka akan membentuk sikap positip bagi peserta didik terhadap guru
4.       Dapat menanggapi rasa ingin tahu dan ingin menyelididki pessrta  didik
5.       melayani keinginan dan pola belajarpara peserta didik yang berbeda-beda
beberapa variasi guru dalam proses pembelajaran yang perlu diketahui dalam proses pembelajaran adalah sebgai berikut :
1.         ketrampilan variasi dalam mengajar erat kaitanya dengan profesional lainya, antara lain penguasaan berbagai macam metode dan ketrampilan mengajukan pertanyaan
2.         ketrampilan  variasi sebelumnya direncanakan  dan disusun dalam SP.
3.         Ketrampoilan dalam variasi sangat dianjurkan akan tetapi, harus wajar dan lwes sesuai denga tujuan  yang telah ditetapkan.
Ketrampilan variasi yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran terbagi kepada tiga kelompok ; antara lain variasi dalam gaya guru mengajar, variasi dalam inteeraksi gurudengan peserta didik, dan variasi dalam menggunakan media dan alat-alat pembelajaran.
         Variasi guru dalam mengajar harus hidup dan antusias (teacher liveness)  menarik minat belajar siswa. Bisa dilakukan dengan suara, isyarat-isyarat non verbal seperti pandangan mata, ekspresi roman, gerak-gerik tangan atau badan, selainitu ada syarat-syarat lain  yang harus dikuasai yaitu extra verbal  adalah informasi warna dan bunyi-bunyian. Guru diharapakan mampu memodifikasi variasi melalui :
1.       Suara guru (voice variation ) tekanan tinggi rendah, cepat –lambat.
2.       Memusatkan perhatian kepada peserta  didik (verbal focussing) pada hal yang dianggap penting dapat dilakukan  guru dengan  kata-kat seperti, perhatian baik, peka , sekaligus dengan gerakan tangan .
3.       Mengadakan diam sejenak (silence) pada saat yang tepat membuat pembicaraan  guru lebih jelas, karena ini berfungsi sebagai titik,  koma, atau sebagai tanda seru yang  membagi pelajaran dalam beberapa kelompok.
4.       Intonasi dan bunyi-bunyian lain seperti (extra-verbal cues ) seperti guru mennanggapi pekerjaan murid dengan kata-kata atau suara mulut  aah, eeh, hmm, wah, pintar sekali disampaikan dengan nada suara  yang sesuai , kata-kata ini membuat si anak didik terbawa emosi ke ara yang lebih akrab.
5.       Guru menguasai dengan kontak mata (eye contact), sebaiknya guru menatap peserta didik secara keseluruhan,  kata-kata yang diucapkan guru lebih meyakinkan  dan memperkuat informasi.
6.       Ekspresi roman muka (facial expresion )  ekspresi roman muka perlu ceria bahkan ini sangat penting dalam berkomunikasi dengan siswa.
7.       Gerak-gerik tangan (gesturres) variasi dengan gerakan tangan, mata, kepala, dan badan dapat memeperkuat ekspresi guru, sebaliknya gerakan yang aneh dapat mengganggu situasi perhatia siswa dalam proses pembelajaran di kelas .
8.       Tempat berdirinya guru dikelas (movement) variasi pergantian posisi guru di dalam kelas akan mendapat perhatian peserta didik, seperti gerakan kearah depan, belakang,samping, kanan-kiri dan sebagainya tidak hanya menetap pada satu tempat ( artinya hanya duduk saja )
9.       Variasidalam pola interaksi dan kegiatan peserta didik, hindari guru terlalu  banyak bicara sehingga kehilangan perhatian dan minat siswa.justru berikan pekerjaan yang banyak kepada mereka agar sibuk dengan dan memeperhatikan /konsentrasi pada pekerjaannya. Seperti bentuik mengarang ,membaca buku, mengerjakan soal, membuat laporan, membaca dalam hati, dll.
10.   Variasi dalam menggunakan media pembelajaran  dan bahan pengajaran, sebaiknya guru membuat skema dipapan tulis, atau dengan memakai media seperti rekaman, gambar slde, in focus, lap top, dsb. Bisa juga dalam bentuk audio (dapat didengar ), dengan visual (dapat dilihat ) dan dan tatile / motoric (dapat di raba )
Pada prinsipnya teknik dasar danvariasi dalam mengajar adalah sebgai berikut :
1.       Suaranya guru  enak didengar
2.       Tidak banyak melihat ke jendela saat sedang mengajar
3.       Memperlihatkan kegembiraan dan semangat
4.       Menggunaka isyarat mata, tangan, kepala dengan tepat
5.       Hafal nama-nama siswa di kelas dan memanggil namanya saat dikelas
6.       Variasiakan menjawab pertanyaan siswa  dengan banyak variasi
7.       Mengadalkan selingan yang menyegarkan
8.       Mepertimbangkan prinsip hadiah dan hukuman.
         T.Gilarso, mengemukakan bahwa variasi dalam gaya belajar mengajar guru dapat dilakukan antara lain  dalam bentuk verbal (dengan menggunakan kata-kata dan dan  suara  yang diucapakan guru), seperti :
1.       Nada suara intonasi (voice variation )
2.       Mengarahkan perhatian  siswa verbal focusing)
3.       Mengadakan diam sejenak (pause/ silence )
4.       Isyarat-isyarat lisan (extra verbal)
Kemudian dalam bentuk non verbal ( dengan isyarat / bahasa badan  yang mencangkup antara lain : yaitu :
1.       Kontak pandangan mata (eye contack )
2.       Ekspresi roman muka (facial ekspresion )
3.       Gerak-gerik tangan, kepalam badan (gestures)
4.       Posisi badan (tempat berdiri di kelas )


Bab  V
PROGRAN PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL II )
A.  Pengertian
Program pengalaman lapangan merupakan muara danaplikasi dari seluruh materi yang diterima pesrta didik selam mengikuti pembelajaran dibangku kuliah. Ada beberapa istilah  yang digunakan mendefinisikan program pengalaman lapangan sama dengan praktik mengajar. Diantara program pengalaman lapngan (PPL) sama dengan praktik keguruan (kurukulum SPG, 1976). Program pengalaman pada hakikatnya adalah melakukan / memberikan  pembelajaran pada seseorang atau beberapa orang berupa pengetahuan maupun hal lainya.
Stressing pada program pengalaman lapangan adlah kegiatan pelatihan  utuk menerapakan berbagai pengetahuasin, sikap, ketrampilan dalamproses  pembelajaran secara utuh dan itegrasi , sehingga setelah menyelesaikan PPL I. praktik pengalaman lapangan diharapkan mahasiswa  dapat menjadi gur yang professional  yang punya dedikasi dalam pengabdian.
Proram pengalaman diatas pada hakikatnya  adalah pelaksanaanya di lakukan dengan yaitu:
1.    Dilakukan seseorang secara terbimbing
2.    Bersifat latihan yang diperagakan dalam mengajar
3.    Bertujuan untuk mendapatkan ketrampilan mengajar
4.    Salah satu syarat untuk memenuhi suatu program
B.  Tujuan Program Pengalaman Lapangan
Secara umum tujuan program pengalaman  laopangan adalah sebagai berikut :
1.      Membimbing  para calon gur ke arah terbentuknya pribadi yang memiliki nilai, sikap pengetahua serta ketrampilan yang diperlukan bagi seorang guru yang  profesional.
2.      Membimbing guru agar mempunyai kepribadian dalam kependidikannya baik, setia pada profesi, dan menguasai mengembangkan ilmu-ilmu yang sesuai dengan bidang pendidikan
3.      Membimbing para calon guru agar menghayati secara apreasif dan mentrampilkan diri dalam semua kegiatan keguruan.
Kesimpulan  buku ini baik bagi calon guru yang profesional  sebab ada acuan-acuan yang bisa di peroleh sebagai calon guru yang profesional dalam bidangnya .demikian .


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Bimbingan Konseling di PAUD/TK, SD,SMP, SMA

Resensi buku Perencanan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru

TATA CARA DZIKIR AN-NAQSYABANDI KAIFIYAT DZIKIR