Strategi belajar mengajar : prinsip dan pendekatan
MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
PRINSIP-PRINSIP MENGAJAR
DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan
pendekatan secara arif dan bijaksana bukan sembarangan yang bisa merugikan anak
didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan.
Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak
didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran ([1])
Pendekatan adalah konsep
dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatar belakangi metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.([2])
Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi
yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang
anak didik sebagai makhluk yang sama. Sebaiknya guru memandang anak didik
sebagai individu dengan segala perbedaan, sehingga mudah melakukan pendekatan
dalam pengajaran.
Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai
pendekatan-pendekatan belajat mengajar sehingga diharapkan dapat memilih
pendekatan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PRINSIP-PRINSIP
BELAJAR MENGAJAR
Didaktik adalah
sebagaian dari pedagogik atau ilmu mendidik anak. dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa didaktik adalah ilmu mengajar yang memberikan prinsip-prinsip
tentang cara-cara menyampaikan bahan pelajaran sehingga dikuasai dan dimilki
oleh siswa. prinsip-prinsip yang sering dikemukakan meliputi prinsip
apersepsi, peragaan, motivasi, belajar aktif, kerja sama,
mandiri, penyesuaian dengan individu siswa
korelasi, dan evaluasi yang teratur.
Prinsip-prinsip yang utama untuk dihayati dan diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran diuraikan sebagai berikut:
1. Prinsip
Apersepsi
Herbart (1841) menyatakan bahwa Apersepsi adalah memperoleh
tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada. Apersepsi
digunakan dalam mengajar dengan maksud untuk mempermudah memahami ide-ide yang
baru dipelajari dengan mangaitkan pada pemahaman ide yang telah dimiliki
siswa. Apersepsi membangkitkan minat dan perhatian untuk sesuatu. karena itu
pelajaran harus selalu dibangun di atas pengetahuan yang telah ada.
2. Prinsip
Peragaan
Ada pepatah yang menyatakan:
·
“Saya dengar saya ingat , Saya lihat saya tahu, Saya kerjakan saya mengerti”
Konsep akan mudah dipahamai jika siswa aktif
memanipulasi benda konkrit dan semi konkrit sebagai model representasi dari
konsep yang abstrak. Prof. Burner juga mengatakan kepada
kita dengan teorema belajarnya yang dikenal dengan:
a. Teorema Konstruktif
Dimana anak lebih mudah belajar
mengkonstruksikan ide-ide abstrak ke dalam struktur kognitifnya
jika dengan menggunakan peragaaan konkrit (enactiive) dilanjutkan
ke tahap semi konkrit (iconic) baru ke tahap abstrak (simbolik).
b. Teorema Notasi
Untuk mengajarkan matematika yang begitu banyak symbol-symbol
yang harus dipahami maknanya harus dipahami secara bertahap dari yang paling
sederhana sesuai tingkat pemahaman siswa. Peragaan merupakan metode
pembelajaran yang sangat efektif.Para siswa akan lebih tertarik jika
peragaan tersebut mampu menggambarkan aktivitas yang sebenarnya.
c. Teorema Kekontrasan dan Variasi
Untuk mengajarkan bentuk segitiga, perlu
diberikan contoh yang bukan segitiga, misalnya terbuat dari kertas manila, atau
bentuk-bentuk segitiga yang terdapat di lingkungannya. Demikian juga variasi
dalam menggambar bangun-bangun segitiga perlu dikembangkan supaya
siswa tidak berpandangan sempit terhadap konsep yang dipelajari. Misal,
untuk menggambarkan segitiga siku-siku perlu digambarkan dalam berbagai
posisi. Dalam proses pembelajaran, guru dapat menerima siswa
untuk menjelaskan kekontrasan anatara: siang dan malam, terang dan gelap, lurus
dan begkok , dan sebagainya.
d. Teorema Konektivitas.
Untuk mengajarkan sesuatu konsep tertentu perlu
diorganisasikan dengan urutan yang tidak begitu saja dapat dibolak-balik karena
konsep yang satu diperlukan untuk memahami konsep yang lain.
3. Prinsip
Motivasi
Salah satu fungsi yang melekat pada diri guru
adalah guru sebagai motivator anak didik agar memiliki semangat
dan kemauan belajar yang lebih tinggi. Ada dua macam motivasi pada diri siswa,
yaitu motivasi yang tumbuh dan kesadaran pribadi untuk melakukan sesuatu yang
didorong oleh cita-cita, harapan pribadi yang bersangkutan (motivasi
intrinsik), dan ada yang dibangkitkan oleh pegaruh dari luar (motivasi
ekstrensik). Tugas guru adalah mendorong siswa untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu demi suksesnya tujuan belajar.
Ada
beberapa tindakan yang baik dalam memotivasi siswa, antara lain:
a. Memberi angka.
b. Hadiah atau penghargaan.
c. Menumbuhkan rasa sukses.
d. Kerjasama.
e. Membangun suasana yang sejuk dan menyenangkan.
f. Membangkitkan minat siswa.
4. Prinsip
Belajar Aktif.
Pada hakekatnya, belajar adalah wujud keaktifan
siswa walaupun derajatnya tidak sama antara siswa satu dengan yang lain dalam
sustu proses belajar mengajar di atas. Menurut Mc. Keachie (1954) siswa
belajar secara aktif adalah belajar dengan melibatkan keaktifan mental
(intelektual-emosional) walaupun dalam banyak hal diperlukan keaktifan phisik.
5. Prinsip
Kerjasama
Wujud nyata dalam proses belajar mengajar
adalah diharapkan keterlibatan setiap siswa di dalam tugas-tugas klasikal
atau kelompok. Tugas guru adalah mengakomodasikan dan
memfasilitasi agar kegiatan kelompok dapat berlangsung secara produktif dan
dinamis.
6. Prinsip
Mandiri
Siswa perlu dibiasakan untuk mencapai kepuasan
dengan usaha yang keras dari diri siswa sendiri. Pendidikan tidak boleh
terlalu memanjakan anak, bantuan yang kita berikan sifatnya hanya berupa
kail untuk dapat memancing penyelesaian masalah oleh siswa sendiri. Perlu
ditanamkan pada siswa motto “Tidak ada sukses tanpa kerja keras”.
7. Prinsip
Penyesuaian Dengan Individu Siswa.
Idealnya karena adanya perbedaan setiap idividu
siswa maka dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa tentu
dengan cara dan kecepatan yang berbeda-beda pula.
8. Prinsip
Korelasi.
Prinsip korelasi pada intinya adalah
mengaitkan pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok bahasan lain dalam
satu mata pelajaran, dan mengaitkan hubungan atau manfaat suatu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lain dan dalam kehidupan sehari-hari serta
dalam perkembangan IPTEK. Penerapan prinsip korelasi juga dapat
meningkatkan daya tarik minat, dan motivasi siswa terhadap proses pembelajaran.
9. Prinsip
Evaluasi Yang Teratur.
Kegiatan mengevaluasi keberhasilan proses
belajar mengajar yang ditunjukkan oleh kinerja siswa dalam belajar perlu
dilakukan secara teratur dan kesinambungan selama dan setelah proses belajar
mengajar berlangsung .Evaluasi proses dan hasil belajar harus dilaksanakan
dengan prinsip-prinsip:
a. Menyeluruh
b. Berkesinambungan
c. Berorientasi pada tujuan
d. Obyektif
e. Terbuka
f. Bermakna
g. Mendidik
B.
PENDEKATAN-PENDEKATAN
BELAJAR MENGAJAR
1. Pengertian Ahmad Sudrajat berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. pada dasarnya pendekatan pembelajaran berbeda dengan metode pembeajaran. pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangan metode
lebih meneankan pada teknik pelaksanaannya.[3]
2. Macam-macam Pendekatan
Menurut
; Ahmad Sudrajad membedakan pendekatan belajar mengajar ke dalam dua
jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan yang berorientasi atau berpusat pada
siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan yang berorientasi
atau berpusat pada guru (teacher centered approach).[4]
Ada beberapa pendekatan lain yang dapat
dipergunakan oleh guru :
a. Pendekatan
Individual
Dalam pendekatan individual
masing-masing anak didik dipandang mempunyai karakteristik tersendiri yang
berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainnya. Perbedaan individual
anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengajaran
harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini.
Pendekatan
individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran.
Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Persoalan
kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan
kelompok diperlukan.
b. Pendekatan
Kelompok
Pendekatan
kelompok terkadang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan
kelompok perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak
didik.
Dengan
pendekatan kelompok, diharapkan dapat menumbuhkan rasa sosial yang tinggi pada
diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada
dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial
di kelas.
Anak
didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari
bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan
ikhlas mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang
mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai
kelebihan, tanpa rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi di kelas.
Inilah yang diharapkan, yakni anak didik yang aktif, kreatif dan mandiri.
c. Pendekatan
bervariasi
Dalam
belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda. Pada satu sisi anak didik
memiliki motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didk memiliki
motivasi yang tinggi. Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik
biasanya bervariasi, maka pendekatan
yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.
Pendekatan
bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap
anak didik dalam belajar bemacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam
pengajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka
kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pengajaran.
d.Pendekatan
Edukatif
Pendekatan Edukatif adalah Setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang
dilakukan guru dan bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak agar
menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial, dan norma
agama.
Guru harus mengedepankan kepribadian kepada anak didik dan jangan hanya
pendidikan intelektual serta ketrampilan semata, karena akan menyebabkan anak
tumbuh sebagai seorang intelektual atau ilmuan yang berkepribadian kering.
Berdasarkan kurikulum atau garis-garis besar program pengajaran (GBPP)
pendidikan agama Islam SLTP ditahun 1994 disebutkan lima macam pendekatan untuk
pendidikan agama islam yaitu:
1). Pendakatan Pengalaman
Experience
is the best teacher, pengalaman adalah guru yang terbaik, guru
bisu yang tidak pernah marah, guru yang tanpa jiwa. Namun, selalu dicari oleh siapapun
juga. Belajar dari pengalaman adalah lebih baik dari pada sekedar bicara, dan
tidak pernah berbuat sama sekali. Belajar adalah kenyataan yang ditunjukkan
dalam keadaan fisik.
Tidak
semua pengalaman bersifat mendidik. Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik,
jika guru tidak membawa anak ke arah tujuan pendidikan. Akan tetapi,
menyeleweng dari tujuan itu. Ciri-ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat
pada suatu tujuan yang berarti bagi anak (meaningfull),
kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan menambah
integrasi anak.
2). Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan adalah alat pendidikan.
Bagi anak yang masih kecil, pembiasaan ini sangat penting. Karena dengan
pembiasaan itulah akhirnya suatu aktifitas akan menjadi milik anak dikemudian
hari.
Bertolak dari pendidikan kebiasaan itulah yang menyebabkan kebiasaan
dijadikan sebagai pendekatan pembiasaan. Pendidikan agama islam sangat penting
karena dengan pendidikan pembiasaan itulah diharapkan siswa senantiasa
mengamalkan ajaran agamanya. Untuk itu maka metode mengajar yang perlu
dipertimbangkan, antara lain adalah metode latihan (drill), pelalaksanaan tugas , demonstrasi dan pengalaman langsung
di lapangan.
3). Pendekatan Emosional
Emosi
adalah gejala jiwa yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan
masalah perasaan. Emosi mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Itulah sebabnya pendekatan emosional yang berdasarkan
emosi atau perasaan dijadikan salah satu pendekatan dalam pendidikan dan
pengajaran,terutama untuk pendidikan agama islam.
Pendekatan
emosional yang dimaksudkan di sini adalah suatu usaha untuk menggugah perasaan
dan emosi siswa dalam meyakini, memahami, dan menghayati ajaran agamanya. Untuk
mendukung tercapainya tujuan dari pendekatan emosional ini metode mengajar yang
perlu dipertimbangkan antara lain adalah metode ceramah, bercerita dan
sosiodrama.
4). Pendekatan Rasional
Akal
atau rasio memang mempunyi potensi untuk menaklukan dunia. Tetapi jangan sampai
mempertuhankan akal. Karena itu akan menggelincirkan keimanan terhadap ajaran
agama. Sebaiknya, akal dijadikan alat untuk membuktikkan kebenaran
ajaran-ajaran agama. Dengan begitu, keyakinan terhadap agama yang dianut
bertambah kokoh.
Karena
keampuhan akal (rasio) itulah akhirnya dijadikan pendekatan yang disebut
pendekatan rasional guna kepentingan pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Untuk mendukung pemakaian pendekatan ini, maka metode mengajar yang perlu
dipertimbangkan antara lain adalah metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, kerja
kelompok, latihan, dan pemberian tugas.
5).
Pendekatan Fungsional
Ilmu
pengetahuan yang dipelajari oleh anak di sekolah bukanlah hanya sekadar pengisi
otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu
maupun sebagai makhluk sosial. Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan
sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Bahkan yang lebih penting
adalah ilmu pengetahuan dapat membentuk kepribadian anak. Anak dapat merasakan
manfaat dari ilmu yang didapatnya di sekolah.
Pendekatan
fungsional yang diterapkan di sekolah diharapkan dapat menjembatani harapan
tersebut. Dalam hal ini ada beberapa metode mengajar yang perlu
dipertimbangkan, antara lain adalah metode latihan, pemberian tugas, ceramah,
tanya jawab, dan demonstrasi.
e. Pendekatan
Keagamaan
Secara
garis besar mata pelajaran dibagi menjadi dua macam, yaitu mata pelajaran umum
dan mata pelajaran agama. Khususnya
untuk mata pelajaran umum, sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan.
Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya
ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Dengan penerapan
prinsip-prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyiapkan pesan-pesan
keagamaan untuk semua mata pelajaran umum.
Pendekatan
ini dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri
siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan,
tetapi diyakini, dihayati, dan diamalkan
oleh siswa.
f. Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa
adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat dan
perasaan, secara lisan maupun tulisan. Berikut merupakan konsep penting
pendekatan kebermaknaan :
1) Bahasa
berperan sebagai alat pengungkapan makna karena bahasa merupakan alat untuk
mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur.
2) Pendekatan
kebermaknaan merupakan pengajaran bahasa yang natural yang didukung oleh
pemahaman lintas budaya.
3) Makna dapat
diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tulisan
tergantung pada situasi saat kalimat itu digunakan.
4) Belajar bahasa
asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut sebagai bahasa
sasaran, baik secara lisan maupun tulisan, Belajar berkomunikasi ini perlu
didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
5) Kebermaknaan
bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran merupakan motivasi siswa yang sangat
penting menentukan keberhasilan siswa dalam belajar.
6) Pengalaman
siswa dalam lingkungan, minat, tata nilai, dan masa depan siswa harus menjadi
pertimbangan dalam mengambil keputusan pengajaran dan pembelajaran. Karena hal
ini dapat membuat proses pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
7) Karena siswa
merupakan subyek dan obyek dalam proses belajar mengajar, maka ciri-ciri dan
kebutuhan siswa harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan pengajaran.
8) Dalam proses
belajar mengajar, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa
mengembangkan keterampilan berbahasanya.
g. Pendekatan Kompetensi
Kompetensi menunjuk kepada perbuatan (performance) yang bersifat rasional dan
memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Kompetensi merupakan
indikator yang menunjuk kepada perbuatan yang bisa diamati, dan sebagai konsep
yang mencakup aspek-aspek pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap serta
tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh.
Tiga landasan teoritis
yang mendasari pendidikan berdasarkan pendekatan kometensi
1. adanya pergeseran dari
pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual, eserta didik diharakan
dapat belajar sendiri tidak bergantung pada orang lain.
2. konsep belajar tuntas (mastery
learning) dan belajar sebagai penguasaan (learning far mastery)
3. bagi perkembangan pendidikan berdasarkan
kompetensi adalah usaha penyusunan kembali kompetensi bakat.
h. Pendekatan
Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta
didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Belajar dengan
pendekatan ini berarti peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman
dengan cara mengamati sendiri apa-apa yang ada di lingkungan sekitar.
Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan
dapat dilakukan dengan dua cara :
1) Membawa
peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran.
2) Membawa
sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah
(kelas) untuk kepentingan pembelajaran.
i. Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and learning) yang sering disebut CTL,
merupakan konsep pembelajaran yang menekankan keterkaitan materi pembelajaran
dengan dunia kehidupan peserta didik
secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan
kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
j. Pendekatan Tematik (Thematic Approach)
Pendekatan tematik atau pendekatan terpadu
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menyatupadukan serangkaian
pengalaman belajar, sehingga terjadi
saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dan berpusat pada sebuah pokok
atau persoalan.
k. Pendekatan Tujuan Pembelajaran
Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir
yang ingin dicapai. yakni tujuan
pembelajaran bagi siswa / peserta didik .
l. Pendekatan
Inquiry
Pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa
untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik
yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli peneliti.
m. Pendekatan Penemuan
Pendekatan
penemuan berarti kegiatan belajar mengajar dengan cara siswa diberi kesempatan
untuk menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah.
n. Pendekatan
Interaktif (Pendekatan Pertanyaan Anak)
Pendekatan
ini memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan kemudian
melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan. .
o. Pendekatan
Terpadu
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang
intinya memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada prinsip keterkaitan antara satu unsur
dengan unsur lainnya, sehingga diharapkan terjadi peningkatan pemahaman yang lebih bermakna.
q. Pendekatan
Keterampilan Proses
Pendekatan ini menekankan pada proses belajar, aktivitas
dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai
dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. endekatan
ketrampilan proses bertolak dari suatu pandangan bahwa setiap peserta didik
memiliki potensi yang berbeda, dan dalam situasi yang normal, mereka dapat
mengembangkan potensi secara optimal
BAB III
KESIMPULAN
Prinsip Mengajar yaitu usaha guru dalam
menciptakan dan mengkondisikan situasi belajar mengajar agar siswa melakukan
kegiatan belajar secara optimal.
Sedangkan Didaktik adalah sebagaian dari pedagogik atau ilmu mendidik
anak. dengan demikian dapat dinyatakan bahwa didaktik adalah ilmu mengajar yang
memberikan prinsip-prinsip tentang cara-cara menyampaikan bahan pelajaran
sehingga dikuasai dan dimilki oleh siswa. prinsip-prinsip yang sering
dikemukakan meliputi 9 macam prinsip –prinsip :
1.
Apersepsi,
2.
Peragaan
3.
Motivasi ( intrinsik dan
ekstrinsik )
4. Belajar aktif,
4. Belajar aktif,
5. Kerja sama,
6
Mandiri,
7
Penyesuaian dengan individu siswa,
8. Korelasi,
9. dan Evaluasi yang teratur.
Dari pembahasan macam-macam pendekatan
dalam proses belajar mengajar dapat kami simpulkan sebagai
berikut : macam-macam Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar
adalah pendekatan individual, pendekatan kelompok, pendekatan
bervariasi, pendekatan edukatif, pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan,
pendekatan emosional, pendekatan rasional, pendekatan fungsional, pendekatan
keagamaan, pendekatan kebermaknaan. Pendekatan berbeda dengan metode dalam
proses pembelajaran. Pendekatan (approach)
lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode (method)
lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya.dengan adanya pendekatan-pendekatan yang ada diharakan guru dapat menentukan
pendekatan yang tepat untuk setiap proses pendidikan agar dapat membantu
peserta didik untuk berkembang sesuai dengan tujuan perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Djamarah,
Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
2.
Mustakim,
Zaenal. 2011. Strategi Belajar Mengajar.
Pekalongan: STAIN PRESS.
3.
Ahmadi,
Abu dan Supriono, Widodo. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta,
1991.
4. Purwanto, M. Ngalim, Ilmu
Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991.
5. M. Ngalim Purwanto,
1991, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan
Praktis (Bandung: Remaja Rosda Karya
6. Abu Ahmadi dan Widodo Supriono, 1991 Psikologi Belajar (Jakarta:
Rineka Cipta
7. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan- Model-pembelajaran/ di akses tgl 1 oktober 2012 jam 10.21 pm
8. http://wijayalabs.blogdetik.com/2009/04/11/apa-sich-bedanya-model-strategi- pendekatan-metode-dan-teknik-pembelajaran/ di akses tgl 1 oktober 2012 jam 10.21 pm
[1] . Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 53
[2] .
http://wijayalabs.blogdetik.com/2009/04/11/apa-sich-bedanya-model-strategi-pendekatan-metode-dan-teknik-pembelajaran/
[3]. Zainal Mustakim, Strategi dan Metode
pembeajaran, (Pekalongan: STAIN PRESS, 2011), hlm. 72
[4] http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/ di akses tgl 1
oktober jam 12.17 wib
.
Komentar
Posting Komentar