Strategi belajar mengajar : prinsip dan pendekatan




MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
PRINSIP-PRINSIP MENGAJAR  DAN  PENDEKATAN PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran ([1])
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatar belakangi metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.([2])
Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaan, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran.
Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai pendekatan-pendekatan belajat mengajar sehingga diharapkan dapat memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    PRINSIP-PRINSIP BELAJAR MENGAJAR
            Didaktik adalah sebagaian dari pedagogik atau ilmu mendidik anak. dengan demikian dapat dinyatakan bahwa didaktik adalah ilmu mengajar yang memberikan prinsip-prinsip tentang cara-cara menyampaikan bahan pelajaran sehingga dikuasai dan dimilki oleh siswa.  prinsip-prinsip yang sering dikemukakan meliputi prinsip apersepsi, peragaan, motivasi, belajar aktif, kerja sama, mandiri, penyesuaian dengan individu siswa  korelasi, dan evaluasi yang teratur.
            Prinsip-prinsip yang utama untuk dihayati dan diterapkan oleh guru dalam pembelajaran diuraikan sebagai berikut:
1.   Prinsip Apersepsi
            Herbart (1841) menyatakan bahwa Apersepsi adalah memperoleh tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada. Apersepsi digunakan dalam mengajar dengan maksud untuk mempermudah memahami ide-ide yang baru dipelajari dengan mangaitkan pada pemahaman ide yang telah dimiliki  siswa. Apersepsi membangkitkan minat dan perhatian untuk sesuatu. karena itu pelajaran harus selalu dibangun di atas pengetahuan yang telah ada.
2.   Prinsip Peragaan
      Ada pepatah yang menyatakan:
·         “Saya dengar saya ingat , Saya lihat saya tahu, Saya kerjakan saya mengerti”
          Konsep akan mudah dipahamai jika siswa aktif memanipulasi benda konkrit dan semi konkrit sebagai model representasi dari konsep yang abstrak. Prof. Burner juga mengatakan kepada kita dengan teorema belajarnya yang dikenal dengan:
      a.   Teorema Konstruktif
            Dimana anak lebih mudah belajar mengkonstruksikan ide-ide abstrak ke dalam struktur kognitifnya jika dengan menggunakan peragaaan konkrit (enactiive) dilanjutkan ke tahap semi konkrit (iconic) baru ke tahap abstrak (simbolik).
      b.   Teorema Notasi
            Untuk mengajarkan matematika yang begitu banyak symbol-symbol yang harus dipahami maknanya harus dipahami secara bertahap dari yang paling sederhana sesuai tingkat pemahaman siswa. Peragaan merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif.Para siswa akan lebih tertarik jika peragaan tersebut mampu menggambarkan aktivitas yang sebenarnya.
      c.   Teorema Kekontrasan dan Variasi
            Untuk mengajarkan bentuk segitiga, perlu diberikan contoh yang bukan segitiga, misalnya terbuat dari kertas manila, atau bentuk-bentuk segitiga yang terdapat di lingkungannya. Demikian juga variasi dalam menggambar bangun-bangun segitiga perlu dikembangkan supaya siswa tidak berpandangan sempit terhadap konsep yang dipelajari. Misal, untuk menggambarkan segitiga siku-siku perlu digambarkan dalam berbagai posisi. Dalam proses pembelajaran, guru dapat menerima siswa untuk menjelaskan kekontrasan anatara: siang dan malam, terang dan gelap, lurus dan begkok , dan sebagainya.
      d.   Teorema Konektivitas.
            Untuk mengajarkan sesuatu konsep tertentu perlu diorganisasikan dengan urutan yang tidak begitu saja dapat dibolak-balik karena konsep yang satu diperlukan untuk memahami konsep yang lain.
3.   Prinsip Motivasi
            Salah satu fungsi yang melekat pada diri guru adalah guru sebagai motivator anak didik agar memiliki semangat dan kemauan belajar yang lebih tinggi. Ada dua macam motivasi pada diri siswa, yaitu motivasi yang tumbuh dan kesadaran pribadi untuk melakukan sesuatu yang didorong oleh cita-cita, harapan pribadi yang bersangkutan (motivasi intrinsik), dan ada yang dibangkitkan oleh pegaruh dari luar (motivasi ekstrensik). Tugas guru adalah mendorong siswa untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu demi suksesnya tujuan belajar.
      Ada beberapa  tindakan yang baik dalam memotivasi siswa, antara lain:
      a.   Memberi angka.
      b.   Hadiah atau penghargaan.
      c.   Menumbuhkan rasa sukses.
      d.   Kerjasama.
      e.   Membangun suasana yang sejuk dan menyenangkan.
      f.    Membangkitkan  minat siswa.

4.   Prinsip Belajar Aktif.
            Pada hakekatnya, belajar adalah wujud keaktifan siswa walaupun derajatnya tidak sama antara siswa satu dengan yang lain dalam sustu proses belajar mengajar di atas. Menurut Mc. Keachie (1954) siswa belajar secara aktif adalah belajar dengan melibatkan keaktifan mental (intelektual-emosional) walaupun dalam banyak hal diperlukan keaktifan phisik.
5.   Prinsip Kerjasama
            Wujud nyata dalam proses belajar mengajar adalah diharapkan keterlibatan setiap siswa di dalam tugas-tugas klasikal atau kelompok. Tugas guru adalah mengakomodasikan dan memfasilitasi agar kegiatan kelompok dapat berlangsung secara produktif dan dinamis.
6.   Prinsip Mandiri
            Siswa perlu dibiasakan untuk mencapai kepuasan dengan usaha yang keras dari diri siswa sendiri. Pendidikan tidak boleh terlalu memanjakan anak, bantuan yang kita berikan sifatnya hanya berupa kail untuk dapat memancing penyelesaian masalah oleh siswa sendiri. Perlu ditanamkan pada siswa motto “Tidak ada sukses tanpa kerja keras”.
7.   Prinsip Penyesuaian Dengan Individu Siswa.
            Idealnya karena adanya perbedaan setiap idividu siswa maka dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa tentu dengan cara dan kecepatan yang berbeda-beda pula.
8.   Prinsip Korelasi.
            Prinsip korelasi pada intinya adalah mengaitkan pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok bahasan lain dalam satu mata pelajaran, dan mengaitkan hubungan atau manfaat suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain dan dalam kehidupan sehari-hari serta dalam perkembangan IPTEK. Penerapan prinsip korelasi juga dapat meningkatkan daya tarik minat, dan motivasi siswa terhadap proses pembelajaran.
9.   Prinsip Evaluasi Yang Teratur.
            Kegiatan mengevaluasi keberhasilan proses belajar mengajar yang ditunjukkan oleh kinerja siswa dalam belajar perlu dilakukan secara teratur dan kesinambungan selama dan setelah proses belajar mengajar berlangsung .Evaluasi proses dan hasil belajar harus dilaksanakan dengan prinsip-prinsip:
      a.   Menyeluruh
      b.   Berkesinambungan
      c.   Berorientasi pada tujuan
      d.   Obyektif
      e.   Terbuka
      f.    Bermakna
      g.   Mendidik

B.     PENDEKATAN-PENDEKATAN BELAJAR  MENGAJAR
1. Pengertian Ahmad Sudrajat berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. pada dasarnya pendekatan pembelajaran berbeda dengan metode pembeajaran. pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangan metode lebih meneankan pada teknik pelaksanaannya.[3]
2. Macam-macam Pendekatan
 Menurut  ; Ahmad Sudrajad membedakan pendekatan belajar mengajar ke dalam dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).[4]
Ada beberapa pendekatan lain yang dapat dipergunakan oleh guru :
a. Pendekatan Individual
               Dalam pendekatan individual masing-masing anak didik dipandang mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainnya. Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini.
                     Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan  individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
b. Pendekatan Kelompok
      Pendekatan kelompok terkadang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan kelompok perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik.
      Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat menumbuhkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas.
      Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan, tanpa rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi di kelas. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik yang aktif, kreatif dan mandiri.
c. Pendekatan bervariasi
      Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda. Pada satu sisi anak didik memiliki motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didk memiliki motivasi yang tinggi. Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik biasanya bervariasi, maka  pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula. 
      Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bemacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam pengajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasi  teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat digunakan untuk kepentingan pengajaran.
d.Pendekatan Edukatif
         Pendekatan Edukatif adalah Setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang dilakukan guru dan bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial, dan norma agama.
        Guru harus mengedepankan kepribadian kepada anak didik dan jangan hanya pendidikan intelektual serta ketrampilan semata, karena akan menyebabkan anak tumbuh sebagai seorang intelektual atau ilmuan yang berkepribadian kering.
       Berdasarkan kurikulum atau garis-garis besar program pengajaran (GBPP) pendidikan agama Islam SLTP ditahun 1994 disebutkan lima macam pendekatan untuk pendidikan agama islam yaitu:
      1). Pendakatan Pengalaman
            Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang terbaik, guru bisu yang tidak pernah marah, guru yang tanpa jiwa. Namun, selalu dicari oleh siapapun juga. Belajar dari pengalaman adalah lebih baik dari pada sekedar bicara, dan tidak pernah berbuat sama sekali. Belajar adalah kenyataan yang ditunjukkan dalam keadaan fisik.
      Tidak semua pengalaman bersifat mendidik. Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik, jika guru tidak membawa anak ke arah tujuan pendidikan. Akan tetapi, menyeleweng dari tujuan itu. Ciri-ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak (meaningfull), kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan menambah integrasi anak.
      2).  Pendekatan Pembiasaan
           Pembiasaan adalah alat pendidikan. Bagi anak yang masih kecil, pembiasaan ini sangat penting. Karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu aktifitas akan menjadi milik anak dikemudian hari.
           Bertolak dari pendidikan kebiasaan itulah yang menyebabkan kebiasaan dijadikan sebagai pendekatan pembiasaan. Pendidikan agama islam sangat penting karena dengan pendidikan pembiasaan itulah diharapkan siswa senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Untuk itu maka metode mengajar yang perlu dipertimbangkan, antara lain adalah metode latihan (drill), pelalaksanaan tugas , demonstrasi dan pengalaman langsung di lapangan.
      3).  Pendekatan Emosional
      Emosi adalah gejala jiwa yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Emosi mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Itulah sebabnya pendekatan emosional yang berdasarkan emosi atau perasaan dijadikan salah satu pendekatan dalam pendidikan dan pengajaran,terutama untuk pendidikan agama islam.
      Pendekatan emosional yang dimaksudkan di sini adalah suatu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami, dan menghayati ajaran agamanya. Untuk mendukung tercapainya tujuan dari pendekatan emosional ini metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah metode ceramah, bercerita dan sosiodrama.
      4).  Pendekatan Rasional
      Akal atau rasio memang mempunyi potensi untuk menaklukan dunia. Tetapi jangan sampai mempertuhankan akal. Karena itu akan menggelincirkan keimanan terhadap ajaran agama. Sebaiknya, akal dijadikan alat untuk membuktikkan kebenaran ajaran-ajaran agama. Dengan begitu, keyakinan terhadap agama yang dianut bertambah kokoh.
      Karena keampuhan akal (rasio) itulah akhirnya dijadikan pendekatan yang disebut pendekatan rasional guna kepentingan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Untuk mendukung pemakaian pendekatan ini, maka metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, latihan, dan pemberian tugas.        
      5). Pendekatan Fungsional
      Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak di sekolah bukanlah hanya sekadar pengisi otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Bahkan yang lebih penting adalah ilmu pengetahuan dapat membentuk kepribadian anak. Anak dapat merasakan manfaat dari ilmu yang didapatnya di sekolah.
      Pendekatan fungsional yang diterapkan di sekolah diharapkan dapat menjembatani harapan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa metode mengajar yang perlu dipertimbangkan, antara lain adalah metode latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab, dan  demonstrasi.
e. Pendekatan Keagamaan
      Secara garis besar mata pelajaran dibagi menjadi dua macam, yaitu mata pelajaran umum dan  mata pelajaran agama. Khususnya untuk mata pelajaran umum, sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar  nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Dengan penerapan prinsip-prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyiapkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum.
      Pendekatan ini dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dihayati, dan diamalkan  oleh siswa.
f.  Pendekatan Kebermaknaan
               Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat dan perasaan, secara lisan maupun tulisan. Berikut merupakan konsep penting pendekatan kebermaknaan :
1)      Bahasa berperan sebagai alat pengungkapan makna karena bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur.
2)      Pendekatan kebermaknaan merupakan pengajaran bahasa yang natural yang didukung oleh pemahaman lintas budaya.
3)      Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tulisan tergantung pada situasi saat kalimat itu digunakan.
4)      Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tulisan, Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
5)      Kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran merupakan motivasi siswa yang sangat penting menentukan keberhasilan siswa dalam belajar.
6)      Pengalaman siswa dalam lingkungan, minat, tata nilai, dan masa depan siswa harus menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan pengajaran dan pembelajaran. Karena hal ini dapat membuat proses pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
7)      Karena siswa merupakan subyek dan obyek dalam proses belajar mengajar, maka ciri-ciri dan kebutuhan siswa harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengajaran.
8)      Dalam proses belajar mengajar, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan keterampilan berbahasanya.
g.  Pendekatan Kompetensi
Kompetensi menunjuk kepada perbuatan (performance) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Kompetensi merupakan indikator yang menunjuk kepada perbuatan yang bisa diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh.
Tiga landasan teoritis yang mendasari pendidikan berdasarkan pendekatan kometensi
1.  adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual, eserta didik diharakan dapat belajar sendiri tidak bergantung pada orang lain.
2. konsep belajar tuntas (mastery learning) dan belajar sebagai penguasaan (learning far mastery)
3. bagi perkembangan pendidikan berdasarkan kompetensi adalah usaha penyusunan kembali kompetensi bakat.

h. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Belajar dengan pendekatan ini berarti peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri apa-apa yang ada di lingkungan sekitar.
Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara :
1)      Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran.
2)      Membawa sumber-sumber dari lingkungan  ke sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran.
i.  Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and learning) yang sering disebut CTL, merupakan konsep pembelajaran yang menekankan keterkaitan materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
j.  Pendekatan Tematik (Thematic Approach)
Pendekatan tematik atau pendekatan terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menyatupadukan serangkaian pengalaman belajar, sehingga  terjadi saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dan berpusat pada sebuah pokok atau persoalan.
k.  Pendekatan Tujuan Pembelajaran
               Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir yang ingin dicapai. yakni tujuan  pembelajaran bagi siswa / peserta didik .
l.  Pendekatan Inquiry
Pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli peneliti.



m.  Pendekatan Penemuan
               Pendekatan penemuan berarti kegiatan belajar mengajar dengan cara siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah.
n. Pendekatan Interaktif (Pendekatan Pertanyaan Anak)
               Pendekatan ini memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan. .
o. Pendekatan Terpadu
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada prinsip keterkaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya, sehingga diharapkan terjadi peningkatan pemahaman  yang lebih bermakna.
q. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan ini menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. endekatan ketrampilan proses bertolak dari suatu pandangan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda, dan dalam situasi yang normal, mereka dapat mengembangkan potensi secara optimal








BAB III
KESIMPULAN
       Prinsip Mengajar yaitu usaha guru dalam menciptakan dan mengkondisikan situasi belajar mengajar agar siswa melakukan kegiatan belajar secara optimal.  Sedangkan Didaktik adalah sebagaian dari pedagogik atau ilmu mendidik anak. dengan demikian dapat dinyatakan bahwa didaktik adalah ilmu mengajar yang memberikan prinsip-prinsip tentang cara-cara menyampaikan bahan pelajaran sehingga dikuasai dan dimilki oleh siswa.  prinsip-prinsip yang sering dikemukakan meliputi  9  macam prinsip –prinsip :
1.      Apersepsi,
2.      Peragaan
3.      Motivasi ( intrinsik dan ekstrinsik  )
 4.    Belajar aktif,
  5.    Kerja sama,
6           Mandiri,
7         Penyesuaian dengan individu siswa, 
8.    Korelasi,
            9.    dan Evaluasi yang teratur.
Dari pembahasan macam-macam pendekatan dalam  proses belajar mengajar  dapat kami simpulkan sebagai berikut : macam-macam Pendekatan Dalam  Proses Belajar Mengajar  adalah pendekatan individual, pendekatan kelompok, pendekatan bervariasi, pendekatan edukatif, pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan rasional, pendekatan fungsional, pendekatan keagamaan, pendekatan kebermaknaan.  Pendekatan berbeda dengan metode dalam proses pembelajaran. Pendekatan (approach) lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode (method) lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya.dengan adanya pendekatan-pendekatan yang ada diharakan guru dapat menentukan pendekatan yang tepat untuk setiap proses pendidikan agar dapat membantu peserta didik untuk berkembang sesuai dengan tujuan perkembangannya.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
2.      Mustakim, Zaenal. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pekalongan: STAIN PRESS.
3.      Ahmadi, Abu dan Supriono, Widodo. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
4.   Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991.
5.    M. Ngalim Purwanto, 1991,  Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis (Bandung: Remaja Rosda   Karya
6.    Abu Ahmadi dan Widodo Supriono,  1991 Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta
7.   http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan- Model-pembelajaran/ di akses tgl 1 oktober 2012 jam 10.21 pm      
8.   http://wijayalabs.blogdetik.com/2009/04/11/apa-sich-bedanya-model-strategi-         pendekatan-metode-dan-teknik-pembelajaran/  di akses tgl 1 oktober 2012 jam 10.21 pm



[1] . Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,     2010), hlm. 53

[2] . http://wijayalabs.blogdetik.com/2009/04/11/apa-sich-bedanya-model-strategi-pendekatan-metode-dan-teknik-pembelajaran/

[3]. Zainal Mustakim, Strategi dan Metode pembeajaran, (Pekalongan: STAIN PRESS, 2011), hlm. 72

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Bimbingan Konseling di PAUD/TK, SD,SMP, SMA

Resensi buku Perencanan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru

TATA CARA DZIKIR AN-NAQSYABANDI KAIFIYAT DZIKIR